Tradisi sabung ayam di Indonesia sudah berabad-abad dan hingga kini masih berkembang di kalangan masyarakat meskipun telah dilarang oleh pemerintah karena merupakan salah satu bentuk perjudian. Namun sabung ayam ini merupakan salah satu tradisi di Indonesia yang telah turun temurun dari nenek moyang zaman dahulu kala. Bagimanakah asal usul sabung ayam di Indonesia?
Inilah Sejarah Tradisi Sabung Ayam di Indonesia Sudah Berabad-abad
Tradisi sabung ayam di Indonesia ternyata sudah berabad-abad, sabung ayam ini harus lebih dicermati lagi antara perjudian dan ritual agama. Sabung ayam asalnya merupakan sebuah ritual dalam acara keagamaan, namun perkembangannya saat ini tradisi ini malah dijadikan bahan perjudian yang mempertaruhkan uang. Bagaimanakah sejarah sabung ayam di Indonesia?
1. Jawa
Sejarah sabung ayam di Jawa berasal dari cerita rakyat yaitu Cindelaras. Raja Jenggala memutuskan untuk mengadu ayam sakti Cindelaras dengan ayam miliknya, jika dalam pertarungan itu ayam Cindelaras kalah maka dia harus di hukum pancung tetapi jika menang maka setengah kekayaan Raja Jenggala menjadi milik Cindelaras. Dalam pertarungan ayam tersebut ternyata ayam Cindelaras mampu mengalahkan ayam sang raja hanya dalam beberapa menit saja. Akhirnya Raja Jenggala mengakui kehebatan ayam Cindelaras dan mengakui bahwa dia adalah putranya yang lahir dari permaisurinya yang telah di asingkan karena rasa iri dari selir kerajaan.
Selain itu, ternyata ayam sabung juga berperan penting dalam pembentukan politik di tanah jawa ini, pasalnya dahulu kala kerajaan Singosari mengadakan sabung ayam dan dalam acara tersebut dilarang membawa senjata apapun juga salah satunya yaitu keris.
Anusapati berencana untuk mengikuti acara sabung ayam itu, namun ibu Anusapati yaitu Ken Dedes menasehatinya agar tidak melepaskan keris yang melekat di tubuhnya. Pada saat acara sabung ayam berlangsung Anusapati melepaskan keris yang dibawanya dan ternyata pada saat sabung ayam berlangsung terjadi kekacauan yang sangat besar hingga menewaskan Anusapati yang di bunuh oleh Tohjaya yang merupakan adik kandung Anusapati.
2. Bugis
Dalam masyarakat Bugis ternyata sabung ayam telah dikenal sejak lama dan telah melekat hingga kini. Menurut Gilbert Hamonic bahwa masyarakat bugis terkenal dengan mitologi ayamnya, hal ini dapat dibuktikan dengan pemberian gelar kepada sultan Hasanudin yaitu Haanties van het oosten yang berarti ‘ayam jantan dari timur’.
Tokoh Sawerigading yang merupakan tokoh utama dalam epic mitik menyukai sabung ayam, hal ini telah diceritakan dalam kitab La Galigo. Dalam kitab itu juga di ceraitakan bahwa orang zaman dahulu dikatakan belum pemberani jika belum memiliki kebiasaan judi, minum arak, dan adu ayam atau taruhan sabung ayam. Sehingga seseorang harus membuktikan ketiga hal itu jika ingin dikatakan pemberani.
3. Bali
Di Bali, sabung ayam dinamakan ‘Tajen’ yang berasal dari tabuh rah yang merupakan salah satu upacara adat masyarakat Hindu. Upacara ini bertujuan untuk mengagungkan dan mengharmoniskan hubungan hubungan manusia dengan Buddha yang agung. Dalam upacara ini menggunakan beberapa hewan peliharaan untuk dikurbankan yaitu kerbau, babi, itik, ayam, dan binatang ternak lainnya. Cara pengorbanan hewan-hewan ini yaitu dengan menyembelih bagian leher binatang setelah dibacakan mantra oleh pemuka agama. Upacara adat yang menggunakan sabung ayam yaitu lontar Yadnya Prakerti, sabung ayam dalam upacara adat ini bertujuan untuk mengadakan pertarungan suci dan ternyata tradisi ini telah dilakukan sejak purba. Hal ini berdasarkan prasasti Batur dan prasasti batuan pada tahun 944 saka.
Itulah beberapa informasi seputar sejarah tradisi sabung ayam di Indonesia sudah berabad-abad dan hingga kini masih banyak dilakukan oleh masyarakat meskipun telah dilarang oleh pemerintah karena sekarang ini telah banyak dijadikan sebagai media perjudian.
0 Komentar untuk "Tradisi Sabung Ayam di Indonesia yang Sudah Berabad-abad"