Mungkin kita sering mendengar bahwasannya sakit merupakan tanda cinta Allah kepada hambanya yang Ia perhatikan sejak awal. Tentu saja Allah SWT sebagai pencipta segala hal yang berkaitan dengan semesta baik itu semesta sendiri maupun segala makhluk hidup yang ada di dalamnya telah mengetahui apa dan sejauh mana batasan yang dimiliki oleh ciptaanNya. Allah SWT juga bukanlah dzat yang kejam hingga Ia memberikan ciptaanNya sesuatu yang jauh di luar kemampuan mereka, sehingga apapun yang Ia berikan kepada kita pasti selayaknya bisa kita lalui.
Segala macam musibah dan penyakit datangnya dari Allah SWT yang bertindak sebagai pencipta dan pemilik tunggal dari bumi, alam semesta, tata surya, jagat raya, dan segala macam makhluk lainnya yang tinggal di dalamnya. Allah SWT sangat menyayangi seluruh ciptaanNya selama mereka berbakti kepada diriNya, tapi jika Allah SWT memang menyayangi mengapa Ia menjatuhkan derita dan musibah atau penyakit kepada ciptaanNya? Ternyata itu bukanlah sebuah siksaan, melainkan tanda cinta dari Allah SWT kepada makhluk-makhluk yang sudah Ia ciptakan dari berbagai macam bahan dasar.
Loh, kenapa musibah dan penyakit adalah tanda cinta Allah? Bukannya itu berarti kita malah diletakkan dalam kesulitan? Kenapa itu tidak berarti bahwa Allah SWT sudah betul-betul membenci kita? Allah SWT sesungguhnya tidak akan pernah membenci orang-orang yang amat beriman kepadaNya, dan sesungguhnya Ia juga tahu mengenai batas kemampuan umatNya. Pemberian penyakit atau musibah kepada seseorang yang amat beriman hanya berarti Allah SWT ingin menguji orang tersebut apakah jika sedang ada pada titik terbawah masih akan mengumandangkan namaNya?
Dalil-Dalil yang Menjelaskan Penyakit Adalah Bukti Kecintaan Allah SWT
Lewat sebuah hadits yang pernah diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Tirmidzi dijelaskan bagaimana sesungguhnya sakit, tanda cinta Allah kepada hamba yang Ia sudah perhatikan sejak lama. Isi dari hadits tersebut adalah bahwa sesungguhnya semakin banyak pahala yang didapat seseorang maka akan semakin banyak juga ujian yang akan menimpa orang tersebut. Hadits tersebut berlanjut dengan pernyataan bahwa jika Allah SWT benar-benar mencintai suatu kaum atau seorang umat, Dia pasti akan menguji orang-orang tersebut. Jika orang tadi ridha terhadap cobaan tadi, maka ridha Allah SWT menjadi miliknya, tapi jika yang marah terhadap cobaan, maka mereka juga akan menerima murka dari Allah. Dari hadits tersebut kini masuk akal mengapa pari nabi dan Rasul yang sebelumnya telah diturunkan oleh Allah SWT untuk mengajak orang-orang kepada jalan yang lurus sering menjadi korban dari berbagai macam cobaan. Hal itu terjadi karena Allah SWT ingin mengangkat derajat dari mereka semua.
Lewat Al-Qur’an juga Allah pernah berfirman, tepatnya pada surat Al-Baqarah ayat 155 dan 157 yang menjelaskan bagaimana penyakit adalah tanda cinta dari Allah. Isi dari ayat tersebut bercerita tentang bagaimana Allah akan memberikan cobaan kepada manusia, jika mereka mengucapkan “innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”, maka ditentukanlah bahwa mereka-mereka itu adalah orang yang akan mendapatkan keberkatan paling sempurna dari Allah SWT.
Lewat berbagai macam hadits juga dijelaskan bahwa semakin beriman seseorang, semakin berat cobaan yang mereka hadapi. Hal ini adalah salah satu cara Allah menaikkan derajatnya dan membuktikan bahwa ternyata sakit, tanda cinta Allah kepada hamba.
0 Komentar untuk "Sakit, Tanda Cinta Allah Kepada Hamba"