Sebagai umat Islam, kita sudah tahu jelas bahwa ada ibadah yang bakal diterima oleh Allah SWT, Tapi ada juga ibadah yang sia-sia karena syirik dan bid’ah dan pada akhirnya Allah tidak mau menerimanya. Ingat bahwa Allah SWT pernah berfirman dalam QS. Ad Dzariyyat: 56 bahwa tidak diciptakan-Nya manusia dan jin kecuali hanya untuk beribadah kepada-Nya yang dalam QS. Al Mulk: 2 disebutkan bahwa makna beribadah kepada-Nya adalah Dia menguji kita siapa yang amalnya lebih baik. Pertanyaan kita sekarang mungkin adalah bagaimana supaya ibadah kita diterima Allah.
Perlu diketahui dan diingat kembali bahwa amal ibadah kita sebagai umat Islam bukanlah dinilai sebagai sebuah ibadah yang ditetapkan sendiri oleh Allah SWT, melainkan dengan memenuhi dua syarat, yaitu ittiba (dalam arti kita harus taat pada petunjuk yang diberikan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) dan ikhlas. Telah difirmankan oleh Allah SWT bahwa siapapun yang melakukan amal saleh, entah itu pria atau wanita, yang dalam keadaan beriman, maka kehidupan yang baik dan segala balasan yang baik serta pahala yang lebih baik dari yang sudah dikerjakan bakal diberikan oleh Allah seperti yang terdapat di dalam QS. An Nahl: 97.
Dikatakan juga oleh Ibnu Katsir rahimahullah bahwa Allah sendiri yang menjanjikan kehidupan dunia yang baik serta pahala lebih bagi siapapun yang beriman dan beramal saleh. Dan menjadi ikhlas serta ittiba merupakan dua syarat utama diterimanya amal ibadah. Disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa seorang yang masuk Islam adalah sungguh beruntung, karena rezekinya selalu dicukupkan dan kepada umat-Nya, Allah memberi rasa cukup terhadap rezeki yang diberikan kepada orang tersebut. Hal ini terdapat pada HR Muslim no. 1054. Tapi tidak semua ibadah umat Islam lalu kemudian diterima oleh Allah, sebab ada juga yang ibadahnya sia-sia akibat syirik serta bid’ah.
Kita tahu sekarang bahwa amal ibadah seorang umat Islam bisa diterima apabila ia melakukan setiap ibadah dengan ittiba dan ikhlas yang ditetapkan sendiri oleh Allah SWT, tapi jangan lupa juga bahwa Allah punya ketetapan tentang ibadah yang sia-sia. Jangan biarkan amalan berlalu sia-sia karena dinyatakan oleh Allah bahwa ibadah seorang hamba dianggap sia-sia ketika ia tidak mengerjakan ibadah sesuai dengan petunjuk dan apa kata Al-Qur’an serta Sunnah. Akan menjadi sia-sia juga segala ibadah apabila ditemukan perbuatan syirik pada hati hamba tersebut. Bid’ah dan ittiba, syirik dan ikhlas adalah dua hal yang dapat meniadakan satu sama lain maka mustahil bagi seorang hamba terdapat keduanya, seperti siang yang tidak akan pernah bersatu dengan malam.
- Bahwa syirik dan bid’ah membuat ibadah sia-sia telah difirmankan Allah kepada Nabi Muhammad serta Nabi-Nabi sebelumnya yang terdapat pada QS. Az Zummar: 65 bahwa kepadanya telah diwahyukan jikalau berbuat syirik, seluruh amalan akan otomatis dihapus dan akan berubah menjadi orang-orang yang merugi.
- Disabdakan juga oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa siapapun yang beramal dengan amalan yang bukan berasal dari ajaran Islam, maka amalannya akan ditolak.
- Ibnu Mas’ud radhiyallahu yang merupakan seorang sahabat mulia pun mengatakan bahwa kita perlu mengikuti ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan jangan sampai membuat bid’ah karena semua bid’ah itu sesat dan sebab sunnah itu sudah cukup bagi kita.
Maka itu, waspadalah senantiasa dan perhatikan setiap langkah dan ibadah kita. Utamakan hati yang ikhlas dan ittiba tadi sehingga jauh dari ibadah yang sia-sia karena syirik dan bid’ah.
0 Komentar untuk "Ibadah yang Sia-Sia Karena Syirik dan Bid’ah"