Istilah ini sering digunakan oleh banyak orang dewasa untuk mendeskripsikan pengalaman cinta anak-anak di bawah umur, atau bahkan anak remaja sendiri yang menyatakan bahwa cintanya adalah cinta monyet. Ungkapan ini didefinisikan sebagai perasaan jatuh cinta yang dipunyai oleh orang yang pada dasarnya belum waktunya untuk menjalin hubungan percintaan, baik laki-laki maupun perempuan, serta baik itu bertepuk kedua tangan maupun bertepuk sebelah tangan.
Inilah Asal Mula “Cinta Monyet” dan Beberapa Faktanya
Perasaan jatuh cinta yang dirasakan atau dialami oleh anak-anak atau remaja, khususnya yang masih di bawah umur disebut dengan “cinta monyet” dan bukan berarti bahwa cinta ini dialami oleh monyet-monyet. Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui, termasuk soal asal mula istilah ini dan juga alasan mengapa di usia yang masih sangat muda, perasaan jatuh cinta bisa dirasakan oleh anak laki-laki dan perempuan.
- Cinta monyet disebut-sebut sebagai sebuah istilah yang digunakan untuk menyindir. Target yang disindir di sini adalah untuk seseorang yang dasarnya kurang begitu mencintai pasangannya atau dengan kata lain, jatuh cinta hanya sesaat alias dalam waktu singkat.
- Cinta monyet juga merupakan istilah yang cukup terkenal dan dipakai banyak orang pada dasa warsa akhir tahun 1960-an hingga awal 1980-an dan menjadi fenomenal. Inilah asal mula kata ‘cinta monyet’ yang pada akhirnya malah digunakan oleh para psikolog untuk keperluan penelitian tingkah laku, cara dan gaya bergaul anak-anak remaja jaman itu, serta kata ini pun dipakai oleh seniman dalam membuat lagu dan puisi. Ada perubahan besar yang terjadi dalam kehidupan anak-anak remaja di Indonesia pada tahun tersebut, dari anak baik-baik menjadi seorang pemberontak dan liar, bahkan anak-anak remaja yang sudah menjalin hubungan cinta dengan lawan jenis. Perubahan ini menjadikan anak-anak sekolahan pada umumnya, khususnya anak-anak SMP hingga SMA merasa terbuka untuk memiliki hubungan khusus dengan lawan jenisnya. Jaman itu, seorang anak di bawah umur dianggap belum pantas untuk berpacaran oleh para guru dan orang tua.
Akibat dari pandangan tersebut menjadi salah satu asal mula populernya cinta monyet, karena pada masa itu, anak-anak remaja bakal berpacaran secara sembunyi-sembunyi yang jelas sangat berbeda jika dibandingkan dengan anak-anak remaja zaman sekarang yang bisa dengan bebas punya pacar dan mengungkapkan perasaannya. Tindakan berpacaran yang sembunyi-sembunyi itu bukanlah tanpa alasan. Jelas mereka merasa malu kalau ketahuan berpacaran. Kalau sudah begitu, komunikasi dalam berpacaran lebih banyak melalui surat. Zaman dulu pacaran dengan berkomunikasi lewat surat adalah hal wajar dan banyak dilakukan, sedangkan sekarang ini sudah lebih banyak media yang bisa digunakan.
- Zaman dulu, para orang tua dan guru menganggap bahwa remaja belumlah mengerti betul arti cinta jadi perasaan cinta yang mereka miliki kerap disebut dengan istilah cinta monyet. Perasaan jatuh cinta anak-anak remaja zaman dulu lebih dianggap karena ikut-ikutan, tren, dan karena kebanyakan menonton TV. Katanya, gambaran gaya berpacaran anak remaja Indonesia zaman dulu itulah yang disebut fenomena cinta monyet dengan tingkah yang malu-malu dan tanggung.
- Analogi cinta monyet itu sendiri dilihat dari kebiasaan monyet yang memiliki sikap suka sembunyi-sembunyi atau malu-malu meski rasa ingin tahunya besar. Tipe cinta seperti ini bakal berakhir karena adanya atau munculnya laki-laki atau perempuan idaman lain dan bukan karena maut yang memisahkan. Jadi, inilah asal mula “cinta monyet” yang sangat populer di kalangan masyarakat kita.
0 Komentar untuk "Inilah Asal Mula Kata “Cinta Monyet” "