“Awas, Allah SWT selalu mengawasimu!” Itu adalah kalimat pamungkas yang sering digunakan oleh seseorang saat menceramahi orang yang baru saja atau biasa mengerjakan sesuatu yang jahat atau tidak terpuji, atau yang dilarang oleh agama. Biasanya ungkapan tersebut akan ditambahkan ungkapan seperti “mungkin orang lain memang tidak lihat, tapi kan...” Mungkin beberapa dari kita berpendapat bahwa umat Allah banyak, dan tidak mungkin Ia memperhatikan kita secara seksama. Mana yang benar? Kali ini akan bersama-sama kita coba untuk cari tahu.
Seringkali kita tergoda setan, dan masuk dalam mode acuh sehingga kita merasa apapun yang kita lakukan tidak akan menjadi masalah, meski sebenarnya Allah SWT maha mengetahui apa yang terjadi pada umatNya. Dan terkadang kita juga tidak sadar bahwa perbuatan maksiat mungkin terasa nikmat di awal-awal tapi ternyata efeknya akan malah menjadi buruk bagi kehidupan kita jauh di depan nanti, belum lagi ada fakta bahwa Allah SWT akan selalu menyaksikan apa yang kita perbuat baik itu perbuatan yang benar maupun yang buruk.
Rasa bahwa kita selalu diawasi oleh Allah SWT adalah sesuatu yang amat penting, karena ini adalah buah dari rasa takut kita terhadap Allah SWT yang kita sama-sama tahu memegang kendali pada seluruh inci dari alam semesta, jagat raya, dan segala yang ada di dalamnya. Ketika seseorang merasa bahwa ia ada bersama Allah SWT, maka ketika mereka beribadah juga mereka akan selalu merasa dilihat olehNya yang membuat mereka akan berusaha untuk beribadah jauh lebih baik dari biasanya.
Ini akan berdampak pada kenapa ungkapan “awas, Allah SWT selalu mengawasimu” menjadi penting, karena jika begitu maka kita akan berwudhu seakan-akan Allah SWT ada bersama mereka, menilai setiap langkah dan memastikan bahwa setiap gerak yang dilakukan sudah sempurna dan sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Hal tersebut akan cocok dengan salah satu firman yang diturunkan oleh Allah SWT lewat Nabi Muhammad, yaitu dari Al-Qur’an surat al-Maaidah ayat ke-6.
Isi dari surat al-Maaidah ayat ke-6 tadi kira-kira adalah bagaimana ketika seseorang yang beriman hendak akan melakukan ibadah shalat, maka mereka wajib membasuh muka dan tangan hingga bagian siku. Setelah selesai, basuhan harus berlanjut ke bagian kepala dengan cara menyapu rambut, lalu membasuh kaki hingga melewati atas mata kaki. Tapi jika sebelumnya sedang dalam kondisi junub, maka kita diharuskan untuk mandi terlebih dahulu.
Ayat yang menjelaskan tentang wudhu tadi juga tidak berhenti dengan hanya menggunakan air saja, karena Allah SWT selalu memperhatikan dan tidak akan pernah memaksakan sesuatu kepada umatnya hingga titik dimana mereka menjadi tersiksa. Jika kita gagal menemukan air, maka kita boleh menggunakan tanah yang bersih dan kegiatannya berganti nama menjadi tayammum. Cara membersihkan diri lewat tayammum juga sama, yaitu dengan menyapu muka dan bagian tangan saja.
Wudhu adalah salah satu bagian yang cukup penting dalam kultur umat Islam, karena dalam sebuah hadits Nabi Muhammad sempat berujar bahwa siapapun yang wudhu bisa menyerupainya maka kesempurnaan yang akan mereka dapatkan langsung diawasi oleh Allah SWT itu sendiri. Sementara untuk mencapai kesempurnaan itu, tidak banyak yang bisa melakukan.
0 Komentar untuk "Awas, Allah SWT Selalu Mengawasimu Setiap Saat!"