Misteri Jack the Ripper si pembunuh berantai mungkin bukanlah hal asing jika kita merupakan seorang yang senang membaca cerita-cerita berbau detektif. Cerita mengenai pembunuh berantai ini kini sering ditemui dalam banyak kultur-kultur pop mulai dari film-film hingga komik dari Jepang (manga) mengingat betapa fenomenalnya pembunuh yang satu ini. Banyak juga spekulasi yang beredar mengenai siapa sebetulnya pembunuh keji ini, dan pada kesempatan sekarang kita akan membahasnya bersama-sama.
Alasan Terkenalnya Kisah Misteri Jack the Ripper Si Pembunuh Berantai
Mungkin banyak dari kita yang bingung mengapa cerita tentang Jack the Ripper menjadi amat terkenal di dunia pop modern sehingga banyak karya-karya kreatif yang berdasarkan kisah hidup pembunuh keji ini. Apakah tidak ada tokoh lain yang layak dijadikan panutan sehingga harus menggunakan penjahat sebagai contoh? Jawabannya adalah bahwa media memberikan Jack terlalu banyak eksposisi sehingga sampai lebih dari 125 tahun sejak pembunuhan terakhir dari Jack, legendanya tetap hidup lewat berbagai media hingga saat ini.
Selain media yang berperan besar dalam pengangkatan berita pembunuh berantai Jack the Ripper, area yang menjadi tempat operasi dari Jack adalah sebuah area yang dikenal sebagai tempat berkembang biaknya kemaksiatan dan kejahatan. Tempat tersebut adalah daerah dimana penyakit baik itu fisik, mental, hingga sosial beranak pinak. Pada akhirnya, Jack yang saat itu lebih dikenal sebagai Whitechapel Murderer atau Pembunuh dari Whitechapel, di dunia sosial Victorian dianggap sebagai personifikasi dari seluruh kejahatan yang bisa diasosiasikan kepada London Timur.
Tentu saja sebagai seorang pembunuh, ada daftar mangsa-mangsa yang telah berhasil diambil nyawanya, dan begitu juga Jack. Daftar korban dalam kisah misteri Jack the Ripper si pembunuh berantai yang sering digunakan adalah sebagai berikut:
• Mary Nichols, dipercaya nyawanya meninggalkan jasad pada tanggal 31 Agustus tahun 1888.
• Annie Chapman, dikabarkan meninggal dunia pada tanggal 8 September tahun 1888.
• Elizabeth Stride yang menurut kepolisian meninggal pada tanggal 30 September 1888.
• Catherine Eddowes, korban yang ditemukan bersamaan dengan Elizabeth Stride.
• Mary Kelly, korban yang dipercaya sebagai korban terakhir nafsu membunuh Jack. Dinyatakan meninggal tanggal 9 November 1888.
Efek Positif yang Dibawa oleh Jack the Ripper, Sang Pembunuh Keji yang Meneror London
Pada setiap kejadian buruk pasti akan muncul kejadian baik yang menemaninya, dan hal yang sama juga terjadi pada kejadian yang menggaungkan nama Jack the Ripper ke seluruh dunia. Mungkin hal ini tidak bisa diucapkan kepada mereka yang kehilangan keluarga karena Jack, tapi secara umum memang hal ini benar-benar terjadi, yaitu mulai banyak perhatian yang terfokus pada daerah London Timur yang dikenal sebagai East End of London.
Selama tahun 1888, daerah ini dikenal sebagai daerah pinggiran yang selalu dipenuhi oleh populasi kriminal dan makhluk-makhluk tanpa moral yang hanya sedikit saja lebih baik dibandingkan hewan buas. Meskipun ini memang benar, tapi tidak adil jika kita menyama ratakan seluruh populasi East End of London dengan orang-orang tersebut, karena pasti ada orang-orang yang baik juga di tempat itu.
Lalu mengapa orang-orang jahat yang dijadikan sorotan oleh media? Mungkin ini cara mereka untuk memberi sorotan yang dibutuhkan oleh East End of London dan untuk memulai perubahan oleh orang-orang yang mampu mengubahnya. Inilah salah satu efek positif dari munculnya berita misteri Jack the Ripper si pembunuh berantai.
0 Komentar untuk "Misteri Jack the Ripper Si Pembunuh Berantai"