Kisah mengenai wasiat Abu Bakar yang meledakkan tangis Umar menunjukkan bahwa betapa lembutnya hati seorang Umar bin Khattab meskipun terkenal dengan sosok yang tegas, kuat, gagah dan tangguh. Kisah ini dapat kita jadikan sebagai pelajaran dalam kehidupan agar menjadi pribadi yang baik lagi. Simaklah wasiat apa yang membuat Umar hingga meledak tangisnya.
Umar Bin Khattab adalah salah satu khalifah yang pernah menjadi pemimpin untuk umat muslim. Beliau memiliki sifat kuat, tangguh, gagah dan tegas. Namun, pada suatu hari beliau menangis hingga meledak-ledak ketika utusan Aisyah mengantarkan hamba sahaya beserta seekor unta yang ia bawa. Kisah Abu Bakar Siddiq ini dapat dijadikan sebagai pelajaran hidup.
Lalu apa hubungan seorang hamba sahaya tu dengan unta yang ia bawa? Sebenarnya bukan karena hal itu Umar menangis, melainkan karena wasiat Abu Bakar yang meledakkan tangis Umar Bin Khatab yang mereka bawakan pada saat itu.
Ketika itu, Aisyah bercerita bahwa sebelum Abu Bakar wafat, beliau menyampaikan suatu wasiat padanya. Abu Bakar meminta Aisyah untuk memeriksa hartanya. Abu Bakar berkata bahwa apabila hartanya bertambah setelah kekuasaannya menjadi seorang khalifah, maka Abu Bakar meminta Aisyah untuk mengembalikan harta tersebut pada negara melalui khalifah setelahnya. Wasiat ini disampaikan menjelang detik-detik Abu Bakar wafat.
Mendengar hal tersebut, Aisyah tak kuasa menahan kesedihannya. Hal ini dikarenakan, ia merasa jika ayahnya itu akan meninggalkan dirinya. Padahal, belum tiga bulan Rasulullah telah meninggalkannya lebih dulu, dan sekarang ia harus merelakan ayahnya pergi.
Setelah menyampaikan wasiat itu, Abu Bakar pun wafat. Seperti yang telah disampaikannya, Aisyah pun memeriksa semua harta ayahnya itu. Aisyah menyampaikan bahwa ia telah memeriksa seluruh harta Abu Bakar namun tidak ada yang bertambah disitu, kecuali seekor unta dan seorang hamba sahaya sebagai pengasuh bayinya. Mengetahui hal tersebut, Umar pun menangis sesenggukan sambil mengatakan bahwa Allah telah memberikan rahmat kepada Abu Bakar dan ia menyusahkan orang-orang setelahnya.
Maksud dari menyusahkan ini adalah khalifah yang menggantikannya mengalami kesulitan untuk mengungguli kebaikan dari Abu Bakar. Bahkan untuk mencontoh kualitas kebaikannya pun sangat sulit.
Seperti yang kita tahu bahwa Abu Bakar mendapatkan gelar Ash Shidiq. Beliau memiliki kebiasaan beribadah yang unggul sehingga Umar terpacu dengan apa yang telah dicontohkan oleh Abu Bakar tersebut. Hal ini dapat kita lihat ketika Rasulullah menanyakan beberapa pertanyaan setelah shalat subuh. Beliau bertanya kepada jamaah mengenai siapa yang tadi malam melaksanakan shalat malam, khatam Al-Qur’an, berinfaq, menjenguk orang sakit, dan amalan lainnya. Berdasarkan pertanyaan itu, hanya Abu Bakar yang terus mengacungkan tangannya. Jamaah lain hanya sesekali saja.
Pada suatu hari, Umar pernah ingin mengungguli amalan Abu Bakar. Saat menjelang perang Tabuk, Umar datang untuk menginfakkan separuh hartanya. Namun, setelah itu, Abu Bakar datang untuk menginfakkan seluruh hartanya. Sungguh amalan Abu Bakar tidak bisa ditandingi oleh Umar. Kisah teladan Abu Bakar sepatutnya dijadikan contoh untuk meningkatkan ibadah kepada Allah.
Kisah mengenai wasiat ini mengajarkan pada kita mengenai pemimpin yang sangat memperhatikan nasib rakyatnya. Abu Bakar adalah pemimpin yang sangat bertanggung jawab dan bersih. Tidak seperti sekarang, dimana para pemimpin menyelewengkan amanah yang diberikan rakyat. Meskipun tidak semuanya, tapi kita bisa melihat fenomena ini dari beberapa pejabat yang melakukan korupsi.
0 Komentar untuk "Wasiat Abu Bakar yang Meledakkan Tangis Umar"