Hanzhalah bin Abu Amir, Suami Dambaan Para Bidadari


Hanzhalah bin Abu Amir merupakan suami dambaan para bidadari, dimana kita pasti juga akan mendambakan suami sepertinya. Hal ini menunjukkan bahwa Hanzhalah memiliki daya tarik tersendiri hingga membuat para bidadari mendambakannya. Pastinya tidak hanya dari paras wajahnya tetapi juga dari perilakunya yang baik dan sholeh.

Hanzhalah bin Abu Amir, Suami Dambaan Para Bidadari

Hanzhalah memiliki ayah seorang pendeta yang bernama Amru. Kisah ini berawal ketika ayahnya ditanya tentang kedatangan Nabi dan sifatnya. Hal ini membuat orang-orang mudah mengenal dirinya jika datang. Amru pun menjawab pertanyaan yang dilontarkan kepadanya. Bahkan dia menyebutkan akan beriman pada kenabian itu secara terang-terangan. Namun, ketika Allah menurunkan Islam pada bangsa Arab, ia justru menolaknya. Dia hasud terhadap nabi Muhammad SAW. Namun, Allah kemudian membukakan hati anaknya, Hanzhalah. Dia menerima kebenaran yang diajarkan oleh Nabi Muhammad dan sejak saat itulah dia berada dalam perjuangan Islam.

Hal ini membuat ayahnya kemudian naik darah. Bahkan meminta ijin kepada Rasulullah untuk membunuhnya tetapi Rasul tidak mengijinkannya. Saat itulah, keimanan justru tertanam kuat di dalam hatinya. Ketika itu, terdapat nikmat Allah yang tidak akan terlewatkan.

Hanzhalah menikah dengan Jamilah anak dari sahabat bapaknya. Mertuanya terkenal sebagai tokoh munafik. Ia menampakkan keimanannya meskipun sebenarnya hanya ada kekafiran di dalam dirinya. Pada saat itu ia berpura-pura ingin membela Islam melalui perang Uhud tetapi ketika rombongannya sudah bergerak, ia kemudian menarik diri bersama pasukannya dan kembali ke Madinah. Hanzhalah disukai oleh bidadari surga Islam.

Pada saat itu, suasana di Madinah sedang kacau dan genting. Gerak-gerik penyerangan pasukan Abu Sufyan tercium oleh kaum muslimin. Meskipun demikian, Hanzhalah tetap ingin melangsungkan pernikahan dengan penuh keyakinan dan tenang hati. Tindakan ini sungguh menunjukkan sosok yang selalu tenang dalam segala keadaan. Inilah yang mungkin alasannya bidadari surga menurut Rasulullah SAW mengukai Hanzhalah.

Pada suatu malam, Hanzhalah menikahi sang kekasih yang bernama Jamilah. Padahal pada paginya akan terjadi perang Uhud. Oleh karenanya, dia meminta ijin kepada Nabi Muhammad agar bisa bermalam dengan Jamilah. Hal ini dikarenakan dia tidak tahu apakah itu perpisahan atau pertemuan. Kemudian Nabi Muhammad mengijinkannya untuk bermalam dengan istrinya itu. Malam itu adalah malam yang ditunggu-tunggu. Suatu hal yang haram telah menjadi halal dan mereka ingin menghabiskan waktu malam itu hanya berdua. Bahkan hati terasa berat ketika pagi menjelang.

Namun, keindahan malam itu berakhir saat terdengar suara gemuruh pada pagi harinya. Suara itu membuatnya terbangun dan ingin segera ikut dalam gemuruh itu. Bahkan, ia merelakan lepas dari pelukan sang istri dan tidak sempat mandi terlebih dahulu. Pada waktu itu, Jamilah berdoa agar suaminya diberikan dua kebaikan, yakni mati syahid atau menang.

Setelah itu, Hanzhalah sudah siap untuk membela agama Islam. Deraian air mata Jamilah mengiringi kepergian suami tercintanya itu. Hanzhalah sangat bersemangat dan memiliki tekad untuk memenangkan pertempuran itu. Namun, apa daya takdir Allah mengatakan jika ia harus wafat dalam peperangan itu. Pada saat itulah, terjadi keajaiban dimana jenazah Hanzhalah terangkat oleh sebuah cahaya dari angkasa. Selain itu, terlihat juga sekelabat bayangan putih dan jenazah itu basah seperti terguyur air.

Rasulullah menjelaskan bahwa bayangan putih itu adalah bidadari surga menurut Islam yang menunggu Hanzhalah dan mengenai basah kuyup, jenazah Hanzhalah dimandikan oleh para malaikat.
1 Komentar untuk "Hanzhalah bin Abu Amir, Suami Dambaan Para Bidadari"

Mashaallah, sungguh menarik cerita dari Hanzhalah bin Abu Amir ini

Back To Top