Pada hakikatnya setiap manusia yang diciptakan oleh Allah SWT diperintahkan untuk menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dengan demikian surga pun menjadi imbalan bagi mereka yang menjalankan kewajibannya dengan sungguh-sungguh.
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang tidak terlepas dari kesalahan dan dosa. Selain itu pasang surutnya iman menjadi salah satu penyebab yang mengakibatkan manusia menjadi lalai dalam menjalankan kewajibannya.
Ada kalanya kondisi keimanan manusia berada pada tahap yang benar-benar beriman, sehingga tidak sedikitpun ia meninggalkan kewajibannya sebagai seorang hamba. Tetapi, adakalanya juga kondisi keimanannya berada pada titik paling bawah, sehingga dengan mudahnya ia sering melalaikan kewajibannya. Namun ternyata ada suatu kondisi dimana kita sebagai manusia dikatakan dapat menyamakan posisi dengan para malaikat. Lantas kondisi yang bagaimanakah yang dimaksud ? berikut penjelasan selengkapnya.
Kematian merupakan hal yang pasti akan dialami oleh setiap makhluk yang bernyawa, hanya saja tidak ada satupun manusia yang dapat mengetahui kapan kematian akan menjemputnya. Oleh sebab itu, sebaik-baiknya manusia adalah ia yang senantiasa ingat dengan akhirat, sehingga dapat mempersiapkan dirinya dengan segala amal kebajikan.
Sebagaimana diceritakan bahwa pada suatu waktu Abu Bakar ash-Siddiq terbelalak mendengar ucapan salah satu sahabat terbaik nabi yaitu Hanzhalah, yang mengatakan bahwa dirinya telah berlaku munafik. Maka ia pun bertanya mengapa Hanzalah berkata demikian. Sehingga Hanzhalah pun menuturkan alasannya menyebut dirinya telah berlaku munafik.
Hanzhalah menceritakan bahwa disaat dirinya bersama Rasulullah SAW, beliau mengisahkan tentang surga dan neraka sehingga Hanzhalah pun seakan melihat dan berada di dalamnya. Akan tetapi, disaat ia kembali kerumahnya dan bertemu dengan anak-anak dan istri serta keluarganya, ia menjadi lupa dengan yang disampaikan oleh Rasulullah.
Setelah mendengar penuturan Hanzhalah, maka Abu bakar ash-Shiddiq pun semakin tercengang. Karena dirinya pun mengalami hal yang sama. Sehingga mereka sepakat untuk menemui Rasulullah SAW dan mengadukan persoalan yang mereka alami.
Di dalam hatinya, mereka merasa telah menjadi manusia yang munafik karena telah melupakan ajaran-ajaran nabi yang mulia. Padahal sebenarnya mereka hanya sedikit lupa. Dengan begitu mereka merasa takut bahwa kelak akan dimasukkan ke dalam neraka disebabkan kelupaannya tersebut.
Setelah bertemu dan menuturkan yang dialami oleh keduanya, maka Rasulullah pun mengatakan bahwa “Demi jiwaku yang berada di dalam genggaman-Nya, jika engkau senantiasa melakukan hal yang biasa dilakukan saat berada di sisiku dan selalu berdzikir, niscaya akan mendapatkan posisi yang sama dengan para malaikat yang berada dijalan-jalan dan ditempat-tempat duduk kamu sekalian.”
Selanjutnya, beliaupun mengatakan “akan tetapi , wahai Hanzhalah “ pungkas Nabi, “sesaat begini (akhirat) dan sesaat begitu (dunia).” Dan Rasulullah pun mengulang kalimat ini sebanyak tiga kali. (HR. Muslim)
Dengan cara seperti itulah Rasulullah menenangkan hati kedua sahabatnya tersebut. Sehingga Hanzhalah dan juga Abu Bakar ash-Shiddiq menjadi tenang hatinya atas kelupaan yang dialami oleh keduanya.
Dengan begitu dapat kita pahami bahwa ternyata kondisi dimana manusia memiliki posisi yang sama dengan para malaikat adalah disaat ia senantiasa melakukan kewajibannya sebagai seorang hamba yang juga selalu berdzikir mengingat Allah SWT namun ia tidak melalaikan dunianya serta tidak pula melupakan akhirat.
Oleh sebab itu, kita sebagai hamba yang beriman sudah seharusnya menjaga agar kondisi iman tidak pasang surut. Sehingga kita dapat temasuk ke dalam salah satu golongan yang mendapatkan posisi yang sama dengan para malaikat di sisi Allah SWT. Amin ya robbal alamin.
0 Komentar untuk "Jika Berada dalam Kondisi Ini, Posisi Kita Sama Dengan Para Malaikat"