Rasulullah dalam menyelesaikan konflik dengan istrinya sungguh menunjukkan kemuliaannya sebagai kekasih Allah. Rasulullah adalah suri tauladan dimana setiap perilakunya pasti ditujukan pada Allah dan beliau tidak akan menyakiti hati orang lain, terlebih istrinya sendiri.
Beginilah Cara Rasulullah SAW Menyelesaikan Konflik dengan Istrinya
Kehidupan tidak selalu berjalan mulus atau sesuai dengan kehendak kita. Terutama kehidupan dalam rumah tangga. Di dalam rumah tangga, terdapat suami dan istri yang memiliki latar belakang, kepribadian, dan sifat yang berbeda. Oleh karena itu, mereka pasti mempunyai pandangan yang berbeda. Sedangkan di dalam pernikahan, mereka harus satu misi dan visi agar rumah tangga dapat berjalan dengan baik untuk mencari cara mengatasi konflik dalam keluarga.
Rasulullah adalah manusia yang paling mulia di muka bumi ini. Beliau memiliki sifat dan sikap yang patut untuk dijadikan contoh, termasuk bagaimana beliau mengatur pernikahan dan rumah tangganya bersama istri-istrinya. Salah satu istri Nabi Muhammad adalah Aisyah. Suatu hari, Abu bakar mendengar berita bahwa anaknya, Aisyah berbicara dengan nada cukup keras kepada Rasulullah, suaminya. Abu Bakar pun langsung menghampiri rumah menantunya itu yang berada tidak jauh dari rumahnya.
Sesampainya di rumah Rasul, Abu Bakar meminta ijin untuk masuk ke dalam rumahnya. Rasul pun memberikan ijin kepada mertua dan sahabatnya itu. Setelah masuk, Abu Bakar langsung menghampiri putrinya itu dan menanyakan apakah kabar yang ia dengar benar adanya. Abu Bakar bertanya dengan suara keras sambil memegang tangan putrinya itu.
Melihat mertuanya itu, Rasulullah langsung berdiri di antara Abu Bakar dan Aisyah. Beliau menghalangi Abu Bakar jikalau ia ingin memukul putrinya. Kemudian Abu Bakar pun keluar dari rumah itu dan menenangkan dirinya. Pada saat itulah, Rasulullah mendekati istrinya dan berkata bahwa Rasul telah menghalangi Abu Bakar dari Aisyah.
Rasulullah membela istrinya dengan penuh kelembutan sehingga Aisyah merasa dihargai dan dihormati. Akhirnya ia sadar atas kesalahannya dan berjanji akan memperbaiki kesalahan itu. Setelah Abu Bakar tenang, maka ia masuk ke dalam rumah Rasul lagi. Ia pun terkejut melihat putrinya itu sudah tersenyum pada Rasulullah.
Berdasarkan contoh konflik rumah tangga tersebut, Rasulullah memberikan tauladan bagi umatnya bagaimana cara menyelesaikan konflik rumah tangga dengan baik. Beliau menasihati istrinya di saat mertuanya keluar. Beliau tidak menggunakan waktu ketika mertuanya datang untuk memarahi istrinya.
Seperti yang kita tahu, wanita memiliki tabiat sebagai ‘pemancing’ atau penyebab konflik rumah tangga. Bagaimana kelanjutan suatu rumah tangga tergantung dengan bagaimana seorang suami sebagai kepala keluarga untuk mengatur dan memanajemen konflik yang ada. perselisihan pastilah ada di setiap rumah tangga. Satu hal yang perlu kita sadari adalah setiap orang memiliki sudut pandang masing-masing. Namun, mereka harus membicarakan masalah yang ada agar tidak ada salah paham di antara suami dan istri.
Hikmah lain yang bisa kita ambil adalah peran orang tua dalam konflik pernikahan anaknya. Meskipun seorang anak sudah menikah dan sudah membina hubungan suami istri. Tapi orang tua juga wajib membimbing mereka, menasihati agar pernikahan dapat berjalan dengan baik. Hal ini dikarenakan, orang tua lebih dulu menjalani hidup sehingga mereka memiliki pengalaman yang lebih dalam hal pernikahan. Namun, bukan berarti segala masalah harus diselesaikan oleh orang tuanya. Orang tua hanya sebatas memberikan nasihat jika anak atau menantunya keluar dari jalan yang benar.
0 Komentar untuk "Cara Rasulullah SAW Menyelesaikan Konflik dengan Istrinya"