Mengapa Dajjal tidak disebutkan dalam Al-Qur’an? Pertanyaan ini sering muncul bagi setiap umat manusia. Kita tahu bahwa Dajjal adalah makhluk yang akan keluar dari perut bumi pada hari akhir zaman nanti. Hal ini bisa dijadikan sebagai tanda datangnya hari kiamat. Oleh karena itu, kali ini akan kita bahas kenapa Allah SWT tidak menyebutkan tentang dajjal dalam kitab suci Al-Qur’an.
Dajjal merupakan cobaan atau fitnah terbesar dimana Nabi Muhammad SAW sangat khawatir jika hal ini terjadi pada umatnya. Hal ini membuat seluruh Nabi menjelaskan hal-hal mengenai Dajjal pada umatnya. Oleh karena itu, Rasul meminta kepada kita agar berlindung pada Allah dari fitnah Dajjal pada setiap sholat.
Di dalam Al-Qur’an disebutkan banyak tanda-tanda hari kiamat, baik itu kiamat kecil ataupun kiamat besar. Salah satu tanda-tandanya adalah terbelahnya bulan. Selain itu, munculnya Ya’juj dan Ma’juj dan dibukakan pintunya juga menjadi tanda-tanda hari akhir akan datang. Begitu juga dengan beberapa tanda-tanda lainnya namun berbeda dengan hal itu. Tanda-tanda keluarnya Dajjal tidak pernah dikatakan dalam Al-Qur’an secara eksplisit. Lalu mengapa tidak ada penyebutan kemunculan Dajjal menurut Al-Quran secara langsung? Tentunya karena hanya Allah SWT yang maha mengetahui tentang kedatangan hari akhir. Ada juga pendapat lain yang mengatakan bahwa tidak disebutkannya Dajjal secara langsung di dalam Al-Quran sebagai bentuk penghinaan terhadap Dajjal di hari kiamat yang mengakui dirinya sendiri adalah tuhan.
Rasulullah pernah bersabda bahwa terdapat tiga tanda dimana pada saat itu tidak bermanfaat lagi iman kita hingga datang binatang melata, Dajjal, serta matahari yang terbit dari barat. Lebih lanjut, terdapat surah yang mengatakan jika tidak ada satu ahli kitab pun, kecuali beriman kepada Nabi Isa sebelum kematiannya.
Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa kaum Quraish bersorak-sorak karena Isa dijadikan sebagai perumpamaan. Mereka bertanya siapakah yang lebih baik, Tuhan orang Quraish atau Isa. Sebenarnya perumpamaan itu tidak ditujukan pada mereka, hanya saja mereka adalah kaum yang suka bertengkar. Isa hanyalah seorang hamba sama seperti nabi-nabi lainnya. Allah memberikan nikmat berupa kenabian pada Isa sebagai bukti akan kekuasaan Allah bagi Bani Israil. Sesungguhnya Isa mengetahui peristiwa hari kiamat itu.
Dalam suatu hadits, Isa merupakan orang yang membunuh Dajjal pada hari akhir nanti. Penyebutan Isa ini menunjukkan bahwa terdapat pembahasan Dajjal di dalamnya meski tak secara langsung. Sebuah hadits juga menjelaskan bahwa Rasulullah pernah bersabda tidak akan datang hari kiamat hingga muncul 10 tanda, yakni keluarnya asap, Dajjal, hewan melata, dan matahari yang terbit dari barat.
Secara mutlak, Dajjal merupakan cobaan atau fitnah paling besar yang ada di bumi ini. Sebuah hadits menjelaskan jika antara penciptaan nabi Adam dan datangnya hari kiamat, tidak akan ada makhluk lebih besar daripada Dajjal.
Pada riwayat Hadits Dajjal lain menyebutkan, Rasulullah berdiri di hadapan manusia dan menyanjung Allah dengan sanjungan untuk-Nya, kemudian beliau menyebut Dajjal dan mengatakan jika ia memperingatkan pada umat manusia bahwa setiap nabi pastilah mengingatkan umatnya mengenai Dajjal. Namun, Rasulullah menyampaikan satu hal mengenai Dajjal yang belum pernah disampaikan oleh Nabi lainnya, yakni Dajjal memiliki mata sebelah yang buta, sedangkan Allah tidaklah buta.
Selain itu, Rasulullah pernah bersabda bahwa tidak ada yang ditakutkan oleh Nabi kecuali datangnya Dajjal pada umat manusia. Apabila Dajjal keluar sebelum Rasul wafat, maka beliau akan melindungi umat manusia. Sedangkan jika ia datang setelah Rasul wafat maka setiap orang akan membela dirinya sendiri.
Sebagai seorang muslim, kita harus meyakini adanya hari kiamat, meskipun kita tidak tahu kapan peristiwa itu akan terjadi. Kita hanya perlu memperbanyak bekal untuk hari akhir kelak dan menjadi umat Rasulullah SAW sehingga dapat bertemu beliau di surga nanti.
0 Komentar untuk "Inilah Alasan Mengapa Dajjal Tidak Disebutkan dalam Al-Qur’an"