Allah menyukai bersin dan membenci menguap, jadi itu artinya bahwa setiap umat-Nya yang bersin pasti lebih berkenan di hadapan Allah daripada mereka yang suka menguap. Banyak yang mungkin bertanya-tanya apa benar bahwa bersin itu disukai Allah tapi menguap itu tidak disukai Allah?. Selalu ada bukti yang bisa ditunjukkan dari Al-Qur’an. Selain itu, pertanyaan yang mungkin muncul di pikiran kita adalah apa alasannya Allah menyukai bersin dan malah tidak suka akan kegiatan menguap? padahal menguap adalah yang paling sering kita lakukan dan tidak tertahankan.
Apakah benar Allah suka akan bersin dan tidak suka akan menguap bisa dilihat dalam HR. Bukhari No. 6223. Dikatakan di sana bahwa Allah sebenarnya membenci menguap dan menyukai bersin. kalau di antara kita bersin dan berucap hamdalah, maka muslim yang ada di dekatnya dan mendengar bersin itu harus menjawabnya. Dikatakan juga di sana bahwa menguap asalnya dari setan dan untuk itulah kita harus menahan sebisanya dan kalau ada yang menguap, itu sama saja perbuatan yang membuat setan tertawa.
Ketidaksukaan Allah terhadap menguap dan kesukaannya akan bersin selalu ada alasan di balik semua itu dan dikatakan oleh Al-Khattabi bahwa sifat benci dan suka kembali lagi ke sebabnya. Perut yang tidak kenyang, pori-pori yang terbuka dan kondisi tubuh yang enteng dapat menyebabkan bersin, namun menguap itu sebaliknya di mana hal ini terjadi ketika kita kekenyangan. Mengapa Allah SWT cinta orang bersin dan benci orang menguap adalah karena kondisi bersin membuat kita bersemangat, tapi kondisi kita menguap malah membuat kita lemas dan malas. Menguap berarti mengantuk dan mengantuk artinya ingin tidur dan malas untuk melakukan apapun, termasuk malas untuk beribadah biasanya. Allah tidak menyukai orang yang seperti ini.
Menurut medis, kita menguap karena tubuh dan otak perlu lebih banyak nutrisi serta oksigen. Kinerja sistem pernapasan yang menurun bisa memicu hal tersebut sehingga tidak banyak oksigen yang masuk ke dalam tubuh dan otak, sama kasusnya seperti orang yang sekarat, pingsan, dan mengantuk. Allah mencintai bersin dan membenci menguap meski kita tahu bahwa menguap adalah proses penarikan napas lewat rongga mulut. Tapi saat menguap, mulut kita akan terbuka sangat lebar di mana polutan dan debu bisa saja masuk ikut dengan udara yang kita hirup sehingga dinisbatkan kepada setan, karena ada madharat yang dibawa oleh setan untuk manusia.
Maka dari itu, diperintahkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam supaya kita menahannya sebisa mungkin atau kalau pun tidak bisa menahannya, ada baiknya untuk menggunakan tangan untuk menutup mulut waktu menguap. Adab menguap pun menjadi hal yang dicari tahu oleh banyak orang supaya tidak salah di hadapan Allah.
Bersin adalah sebaliknya. Bersin itu selalu mendadak, dan segala polutan, debu serta mikroba bakal ikut terseret keluar saat menghembuskan udara dan setelah bersin pun kita jadi lega. Konsentrasi pun biasanya bisa pulih dan urat-urat syaraf bisa segar kembali saat sesudah bersin. Maka sangatlah masuk akal kalau bersin dinisbatkan kepada Allah karena berefek baik untuk tubuh kita.
Pengucapan hamdalah sebaiknya dilakukan setelah bersin untuk bersyukur dan ini sebenarnya adalah perintah dan bagi siapapun yang mendengar ucapan hamdalah si pelaku bersin maka wajib menjawabnya dengan yarhamukallaah sebelum pelaku bersin menjawabnya kembali seperti riwayat hadits dari Imam Bukhari. Setelah tahu mengapa Allah menyukai bersin dan membenci menguap, sewaktu-waktu menguap, tahan sekuat tenaga atau tutup mulut ketika sudah tidak tertahankan.
1 Komentar untuk "Allah Menyukai Bersin dan Membenci Menguap"
Kalau Allah menyukai orang bersin daripada menguap itu sangat aneh....
karena Allah yang sama menciptakan manusia yang secara biologis bisa menguap dan bersin sesuai dengan fungsi fisiologis tubuh. terus apa hubungannya dengan syaiton ?
Ini Alloh yang mana yang di sebut ?