Kota Anti Zina, Kaum Pria dan Wanita Hidup Terpisah

Dalam agama Islam, zina adalah perbuatan dosa yang sangat besar. Bahkan Allah telah melarang dengan keras umatnya berzina. Mungkin hal inilah yang menjadi dasar kota anti zina berdiri. Di belahan bumi Libya terdapat kota anti zina, kaum pria dan wanita hidup terpisah. Lalu bagaimana kehidupan mereka apakah ada yang berbeda dengan kehidupan umumnya.

Kota Anti Zina, Kaum Pria dan Wanita Hidup Terpisah

Terdapat Kota Anti Zina, Kaum Pria dan Wanita Hidup Terpisah
Islam merupakan salah satu agama yang memiliki aturan di segala kehidupan umatnya. Segala larangan dan perintah Allah terdapat di sana. Termasuk larangan bagi umatnya untuk berbuat zina. Pemisahan antara pria dan wanita di kota ini adalah bentuk penerapan hukum Islam agar terhindar dari perbuatan dosa besar ini.

Kota unik ini sudah terkenal di Libya dengan nama Ghadames. Kota ini mempunyai julukan “mutiara gurun” (pearl of dessert). Terdapat dua keunikan yang dimiliki oleh kota Ghadames dan menjadi pembeda antara kota-kota lain di berbagai negara.

Keunikan pertama terdapat pada arsitektur pemukiman masyarakat. Kompleks kota mereka berbentuk seperti sarang lebah. Kota ini berlokasi di Tripolitania, Libya bagian barat daya. Ternyata, penghuni kota ini juga cukup banyak yakni sekitar 10.000 kepala. Semua rumah yang terdapat pada kota ini memiliki kekhasan dalam arsitekturnya yang berbentuk vertikal.

Pada lantai dasar dimanfaatkan sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan untuk persediaan mereka, sementara lantai lainnya digunakan keluarga. Terdapat juga lantai paling atas yang mempunyai teras terbuka. Teras ini diperuntukkan khusus bagi para wanita. Uniknya, pada setiap teras terbuka dibuat saling menyambung antar rumah di kota tersebut. Hal ini membuat para wanita bisa bebas untuk beraktivitas dan berkomunikasi dengan teman atau tetangga mereka yang sesama wanita.

Sedangkan untuk pria, mereka tinggal di lantai bawah wanita agar pria dan wanita hidup terpisah di kota anti zina ini. Terdapat sebuah sekat yang berguna untuk menutupi lantai pria an wanita sehingga mereka tidak dapat bertemu satu sama lain dan pria tidak dapat melihat aktivitas apa yang sedang dilakukan oleh para wanita di atasnya. Hal ini menunjukkan keunikan kedua kota ini yakni, pemisahan kaum pria dan wanita agar tidak berzina.

Peraturan seperti ini dapat mengurangi tingkat perzinahan dan pelecahan sek*ual yang semakin marak pada beberapa tahun belakangan ini. Sehingga dapat terhindar dari perbuatan dosa yang dapat menjauhkan diri dari Allah.

Hal ini mungkin bertentangan dengan perkembangan zaman yang semakin berkembang. Interaksi dan aktivitas hampir terjadi antara semua orang, termasuk antara pria dan wanita. Kedua kaum ini saling membutuhkan satu sama lain, jadi hampir tidak mungkin hidup tanpa salah satunya. Namun, keberadaan kota ini menjadi keunikan tersendiri. Peraturan yang ada pun menjadi kekuasan mereka untuk membentuk kota seperti apa. Karena pemikiran orang memiliki perbedaannya masing-masing.

Sebenarnya kota Ghademes telah ada sejak masa Romawi. Hal ini dicatat oleh sejarah yang ada. Pada zaman dahulu, kota ini dikenal dengan Cydamus, yakni sebuah kota benteng pada abad ke-1 SM. Namun, kota ini diketahui secara publik baru-baru ini. Meskipun demikian, tak mengurangi rasa tertarik kita dengan kota unik yang memang anti zina.

Demikian kota anti zina, kaum pria dan wanita hidup terpisah. Keunikan kota ini menjadi daya tarik tersendiri untuk kita dapat melihat bahkan merasakan secara langsung peraturan yang dibuat di kota tersebut. Penerapan hukum tersebut merupakan hal pribadi mereka dalam pembentukan sebuah kota.
0 Komentar untuk "Kota Anti Zina, Kaum Pria dan Wanita Hidup Terpisah"

Back To Top