4 Fakta Ilmiah Dibalik Kebiasaan Minum Air Dingin

Di Indonesia yang beriklim tropis dan matahari bersinar terik hampir sepanjang hari, mengkonsumsi minuman dingin kapanpun nampaknya menjadi hal yang lumrah untuk mengembalikan kesegaran tubuh. Bahkan menjadi kebiasaan sehari-hari untuk sebagian besar orang. Namun, selain sensasi sejuk dan memuaskan dahaga, air dingin memiliki efek untuk kesehatan tubuh. Pernahkah Anda mencari tahu fakta ilmiah dibalik kebiasaan minum air dingin? Jika belum, ikuti pembahasan berikut.

4 Fakta Ilmiah Dibalik Kebiasaan Minum Air Dingin

4 Fakta Ilmiah Dibalik Kebiasaan Minum Air Dingin dan Efeknya untuk Pencernaan

1. Kebiasaan minum air dingin rupanya bisa bikin gendut, loh!
Pernah dengar istilah air dingin bikin gendut? jika Anda tak percaya, istilah ini ada benarnya. Secara ilmiah, suhu es dari minuman akan membekukan partikel lemak atau minyak dari makanan yang anda konsumsi. Pembekuan ini menyebabkan dinding usus menyempit, sehingga proses pelumatan dan penyerapan makanan akan terganggu. Selain itu, tubuh akan berusaha menghangatkan kembali suhu es di pencernaan dengan bantalan lemak hasil asupan makanan yang tertimbun di perut. Jika minum air dingin jadi kebiasaan Anda, dibutuhkan bantalan lemak yang banyak untuk proses pemanasan setiap harinya. Metabolisme yang lambat, bantalan lemak yang bertambah, plus minim olahraga dapat menyebabkan perut buncit dan gendut. Jika Anda berencana diet, yang pertama harus dilakukan adalah mengganti minuman dingin dengan air hangat setiap makan.

2. Air dingin bisa menyebabkan perut kembung dan begah
Bahaya minum air dingin juga berefek pada lambung. Pencernaan dirancang untuk bekerja dalam suhu panas. Kebiasaan minum air dingin akan membuat lambung beradaptasi terus menerus terhadap suhu es. Selaput lendir di lambung akan mengkerut dan kontraksi. Efeknya, otot perut akan kram dan kejang, enzim dan cairan lambung yang bereaksi pada suhu dingin akan menghasilkan gas berlebih di saluran pencernaan dan menyebabkan perut kembung dan terasa begah.

3. Kebiasaan minum air dingin berakibat pusing dan penyempitan pembuluh darah.
Tidak banyak orang tahu bahwa akibat minum air dingin juga menyebabkan pusing dan sakit kepala sebelah. Ketika suhu es membuat metabolisme berjalan lambat, sistem syaraf pusat tidak siap menerima respon dari perubahan suhu tubuh. Organ-organ tubuh yang membutuhkan oksigen dan makanan akan terganggu karena suplai yang lambat. Suplai darah ke otakpun akan berkurang dan menyebabkan otak tidak mampu beradaptasi dengan cepat. Akibatnya, Anda akan merasa pusing. Bagi penderita darah tinggi atau darah rendah sebaiknya lebih berhati-hati dan mulai ganti kebiasaan minum air dingin dengan air hangat.

4. Fakta ilmiah kebiasaan minum air dingin lainnya adalah penyempitan pembuluh darah. 
Hindari minum air es terlalu sering terutama selepas berolahraga, karena suhu tubuh yang panas seketika Anda kejutkan dengan suhu es dari minuman akan menyebabkan pembuluh darah mengkerut sampai seukuran helai rambut dimana nanti akibatnya peredaran darah akan terhambat. Jika penyempitan ini terjadi di area perut, akan terjadi kejang otot dan kontraksi diperut. Penyempitan pembuluh darah di area jantung atau menuju ke otak dapat mengakibatkan efek yang lebih berbahaya untuk jangka panjang seperti jantung koroner, pembekuan otak, atau bahkan stroke.

Demikian beberapa fakta ilmiah dibalik kebiasaan minum air dingin yang dapat diketahui. Untuk mencegah hal-hal buruk pada kesehatan, maka ada baiknya mengganti kebiasaan tersebut dan mulai mengkonsumsi air hangat sebagai pengganti minuman dingin. Tidak apa jika sesekali ingin minum air dingin, tapi jangan jadikan kebiasaan. Sebarkan informasi ini kepada orang-orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat.
1 Komentar untuk "4 Fakta Ilmiah Dibalik Kebiasaan Minum Air Dingin"

Jika bunga disiram dengan air dingin pasti akan lebih segar dibandingkan disiram air hangat. Organ tubuh khususnya traktus digestifus akan lebih sehat bereaksi dengan air dingin dibandingkan air hangat. Tubuh akan banyak membakar kalorie jika kita minum air dingin dibandingkan air hangat

Back To Top