Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan energi dan sumber daya alamnya. Seperti yang kita kerap dengar tentang dongeng negeri kita ini, ada banyak kisah manis di mana Indonesia disebut-sebut sebagai negeri dengan slogan gemah ripah loh jinawi. Negeri yang kaya raya dengan sumber energi dan daya alam yang segudang, tapi rupanya semua itu belum cukup untuk bisa membuat Indonesia maju dan terlepas dari segala masalah ekonomi. Indonesia tetap menjadi salah satu negara miskin apalagi kalau dibandingkan dengan negara-negara makmur Timur Tengah yang menghasilkan minyak, padahal negeri kita pun juga sama-sama penghasil minyak.
Fakta-fakta Indonesia, Ironi Negeri Kaya Energi
Sudah berapa kali pemerintah Indonesia berjanji supaya ketergantungan pada minyak bumi dikurangi, tapi kenyataannya usaha konversi yang dilakukan sangat sedikit dengan bukti 21 persen tingkat konsumsi gas Indonesia, padahal sudah hampir 50 persen penggunaan minyak. Deposit gas alam termasuk lumayan tinggi, sedangkan ada penyusutan yang terjadi pada cadangan minyak Indonesia.
Untuk lepas dari ketergantungan itu sebenarnya sudah ada cadangannya alias rencana yang dibuat dari tahun 1995 tapi karena rendahnya harga minyak dunia, maka rencana pun tidak berjalan sesuai rencana. Program konversi pun dibuat melayang dengan adanya subsidi minyak yang diberikan oleh pemerintah yang akhirnya pun menjadi satu kebiasaan. Rakyat pun jadinya termanjakan dengan hal itu dimana ongkos bensin murah sebenarnya terhitung mahal juga menyebabkan ironi Indonesia negeri kaya energi.
Konversi yang jadinya tidak berjalan sesuai rencana itu ternyata memakan korban dan kita bisa ambil contoh dari pembangunan terminal apung pengolah dan penampung gas alam cair yang menjadi tidak tepat waktu dan hal ini terjadi di Teluk Jakarta. Kurang lebih ada Rp 2,7 triliun yang seharusnya bisa dihemat oleh PT PLN sebagai biaya bahan bakar tapi peluang tersebut sudah otomatis tertutup. Keterlambatan juga disebabkan oleh penyediaan tanker oleh perusahaan internasional yang katanya baru dan berusia 35 tahun yang bisa dijadikan penyelamat berperan sebagai terminal mengapung dan perlu waktu lama untuk persiapannya saja; membahas soal negeri kaya energi Indonesia dan ironinya, ini salah satu kasusnya.
Ambil contoh lainnya di mana Kalimantan Timur dikenal sebagai daerah yang cukup kaya akan minyak, termasuk juga minyak bumi dan barang tambang, tapi Kalimantan Timur kenyataannya bukanlah provinsi yang kaya dan bahkan bisa dibilang miskin. Ironis sekali begitu melihat kayanya sumber alam tapi rakyat tetap miskin yang dianggap tidak adil oleh Pemda setempat dalam pembagian atas eksplorasi dan eksploitasi kekayaan alam di sana. Tentu ini jadi masalah karena daerah yang menghasilkan banyak minyak itu belum ada aliran listrik selama 30 tahun, padahal sudah ada tiang-tiang listriknya; ironis Indonesia negeri kaya energi tapi masyarakatnya masih hidup sengsara.
Gas dan minyak selalu menjadi dua masalah utama yang tidak akan pernah habis dibahas. Minyak bumi sendiri merupakan sumber energi yang tidak bisa diperbaharui dan tentunya akan terus berkurang juga dan kemungkinan bisa habis juga di masa mendatang. Indonesia sendiri suka mengimpor minyak dan sudah tidak ekspor-ekspor lagi yang artinya pemerintah pun mau tidak mau membuat harga BBM naik.
Solusinya sudah sangat jelas di sini, yaitu mencoba untuk berhenti impor BBM karena bila di luar negeri biayanya terus naik, maka BBM di Indonesia pun juga harganya akan terus ditingkatkan. Namun, menjadi hal yang sulit untuk memilih keputusan tersebut karena isu ini termasuk sensitif dan sukar rasanya untuk bebas dari politisasi; inilah Indonesia, ironi negeri kaya energi.
0 Komentar untuk "Indonesia, Ironi Negeri Kaya Energi Tapi Rakyatnya Miskin"