5 Pola Pikir Salah yang Sudah Mengakar di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara yang masih berkembang dan ternyata dalam masyarakatnya terdapat pola pikir salah yang sudah mengakar di Indonesia dan bahkan telah turun temurun diwariskan kepada generasi muda. Apa sajakah pola pikir yang salah itu?

5 Pola Pikir Salah yang Sudah Mengakar di Indonesia

Inilah 5 Pola Pikir Salah yang Sudah Mengakar di Indonesia
Mayoritas penduduk Indonesia memiliki pola pikir yang salah namun tetap masih dibudayakan dan mengakar dengan kuat, pola pikir inilah yang menyebabkan Indonesia sulit untuk menjadi negara maju. Sebagai generasi muda kita harus menghilangkan pola pikir salah yang telah mengakar di Indonesia. Apa sajakah itu? Berikut 5 pola pikir salah yang telah mengakar di Indonesia:

1. Menunda Pekerjaan
Salah satu pola pikir orang Indonesia yang salah adalah sering menunda-nunda pekerjaan.  Kebiasaan buruk yang satu ini telah membudaya dan mengakar dengan kuat di Indonesia. Sebagian besar orang selalu berfikir kalau pekerjaan ini masih bisa dikerjakan besok mengapa harus dikerjakan sekarang? Inilah salah satu pola pikir yang fatal sebab jika kita menunda pekerjaan dan menunggu deadline baru di kerjaan maka hasilnya tidak maksimal dan bahkan amburadul tidak sesuai dengan rencana.

2. Dididik menjadi pekerja bukan sebagai bos
Mayoritas orang Indonesia selalu berpikir dan mau kerja dimana setelah lulus kuliah, mereka jarang berpikir usaha apa yang dapat saya dirikan setelah lulus kuliah. Inilah pemikiran yang harus diberantas, maka tak heran jika saat ini banyak sekali pengangguran dan orang pencari kerja padahal mereka telah lulus kuliah. Mengapa Anda tidak mencoba untuk membuka usaha sendiri dan membuka lapangan pekerjaan. Sebanyak-banyaknya gaji yang diterima seorang karyawan akan jauh lebih besar pendapatan orang menggajinya. Inilah salah satu cara berpikir salah namun sudah mengakar di Indonesia.

3. Berpikir pendek
Masih banyak orang Indonesia yang memiliki pemikiran yang pendek, contohnya adalah seseorang yang berpikir kenapa harus muluk-muluk cari rejeki yang penting hari ini bisa makan sudah cukup. Pola pikir inilah yang dapat menyebabkan seseorang menjadi pemalas dan tidak memikirkan bagaimana memenuhi kebutuhan hidupnya atau keluarganya seminggu yang akan datang atau satu bulan mendatang.

4. Lebih cepat lebih baik
Pepatah ini memang sangat baik tetapi tidak dalam semua hal. Sebagian besar orang Indonesia telah menyalahgunakan pepatah ini dalam berbagai hal seperti mengendarai kendaraan  dengan kecepatan tinggi di jalan raya padahal kondisi jalan sedang ramai, menyerobot lampu merah agar cepat sampai di tempat tujuan, memperoleh SIM lewat CALO, sering nyogok agar urusan cepat selesai dan gak ribet. Inilah pola pikir buruk yang telah dianggap hal biasa di Indonesia, padahal semua pola pikir ini dapat menghambat kemajuan seseorang sehingga dapat menghambat kemajuan bangsa ini. Bahaya kesalahan pola pikir yang salah ini dapat berakibat fatal pada generasi selanjutnya.

5. Lebih mengutamakan keuntungan dari pada perkembangan usaha
Sebagian besar orang Indonesia hanya mengutamakan mendapatkan keuntungan keuntungan semata, mereka tidak memikirkan untuk mengembangkan dan bahkan memperbesar usaha mereka. Padahal dengan mengembangkan usaha maka keuntungan yang akan di dapat malah semakin besar, tetapi sebelum mengembangkan usaha yang dimilikinya seseorang harus mengetahui bagaimana manajemen usaha yang baik agar usaha yang sedang dikembangkannya dapat berkembang dengan cepat. Jadi seseorang yang ingin sukses dalam usaha yang dirintisnya maka harus belajar terlebih dahulu bagaimana mengelola menejemennya dengan baik.

Itulah beberapa informasi seputar pola pikir salah yang sudah mengakar di Indonesia dan bahkan telah turun temurun diwariskan kepada generasi muda Indonesia sehingga dapat menghambat kemajuan bangsa. 
1 Komentar untuk "5 Pola Pikir Salah yang Sudah Mengakar di Indonesia"

Haha..memang benar, makanya kita yang punya pola pikir yang baik harus mengubah pola pikir mereka yang salah menjadi benar... god bless you..

Back To Top