Kita pernah mendengar seseorang yang sehat tanpa penyakit apapun pergi tidur lalu tak pernah bangun lagi. Kejadian mengejutkan ini banyak menimpa orang muda yang bugar berusia dibawah 40 tahun, ada juga yang menyerang bayi dan balita. Sindrom ini disebut “Arrhytmic Death” Syndrome kematian saat tidur. Apa arti dan penyebab sindrom tersebut ?
Penjelasan “Arrhythmic Death” Syndrome Kematian Saat Tidur
Apa itu Sudden Arrhythmic Death Syndrome (SADS) atau sindrom kematian mendadak Arrhythmic? Arrhythmia diartikan sebagai irama detak jantung yang tidak umum. Bisa diartikan terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. Kelainan ini bersifat genetik, tidak menyebabkan kematian langsung, namun kebanyakan pengidapnya tidak menyadari dan bila berlangsung terus-menerus dalam waktu lama akan sangat berbahaya.
Ada beberapa tanda seseorang mengidap Arrhythmia, diantaranya:
• Sejarah keluarga, ada keluarga dalam garis darah langsung atau silang yang meninggal mendadak tanpa sebab dalam keadaan sehat di usia kurang dari 40 tahun.
• Pingsan atau kejang saat olahraga atau saat emosi tidak stabil dan histeris seperti terlalu sedih atau terlalu gembira.
• Nafas pendek saat olahraga, atau nyeri pundak terus menerus.
Sindrom SADS ini bukanlah serangan jantung dan pengidapnya tidak menderita penyakit jantung hanya kelainan irama jantung. Karena tidak ada gejala khas yang mencurigakan, kebanyakan pengidap hanya merasa sangat kelelahan dan memilih tidur untuk memulihkan tenaga, namun siapa sangka dapat berakibat fatal dan menjadi penyebab kematian mendadak saat tidur.
Kebanyakan kasus SADS terjadi pada anak-anak, remaja, hingga berusia pertengahan 30an. Kelompok seperti ini adalah golongan produktif yang energik selalu merasa bugar dan sehat sehingga tidak terlalu memperhatikan gejala yang muncul dan cenderung malas memeriksakan diri ke dokter. Padahal tindakan EKG (ElektroKardioGram)akan membantu dan bila terdiagnosa lebih awal, dapat mencegah kejadian fatal dan melakukan penyembuhan. Namun tidak semua irama jantung yang berdegup kencang adalah kelainan. Berolahraga berat, berlari, atau saat dalam kondisi gugup dapat juga menyebabkan hal ini.
Faktor penyebab sindrom ini belum diketahui tapi diduga dari keturunan, kelainan genetis, dan pemakaian obat-obatan serta adanya gangguan konduksi listrik pada jantung yang menyebabkan irama jantung menjadi abnormal. Hampir semua kasus meninggal saat dalam tidur penyebabnya adalah SADS. Jantung yang tidak berdenyut normal atau lambat tidak akan mampu memompa darah secara efisien. Jika aliran darah ke otak tidak mencukupi, penderita akan pingsan. Sementara jika denyutnya terlalu kencang untuk periode yang lama, dapat menjadi lemah dan mengarah pada gagal jantung.
Gejala Arrythmia jantung yang biasa dikeluhkan berupa nyeri dada, rasa berdebar debar, kelelahan hebat, kedinginan dan sakit tenggorokan, serta nyeri pundak hingga ke lengan. Kecepatan abnormal denyut jantung pada pengidap Arrythmia bisa mencapai 300-400 per menit dan bila tidak segera mendapat pertolongan medis dalam 10 menit dapat menyebabkan kematian mendadak.
Ada beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan jika mengalami gejala dan tanda Arrhythmia:
• Lakukan pemeriksaan EKG dan konsultasikan ke dokter cardiologist.
• Jika irama jantung terlalu lambat, dokter akan menanam alat pacu untuk mengatur kembali detak jantung. Jika terdeteksi detak terlalu lambat atau tak ada detak, alat pacu akan mengeluarkan listrik untuk merangsang jantung agar mempercepat detak atau mulai berdenyut kembali.
• Untuk kasus yang parah, dokter akan menyarankan pembedahan untuk menghilangkan jaringan jantung penyebab Arrhytmia.
Penting bagi kita semua mengetahui dan mengenali “Arrhythmic Death” Syndrome kematian saat tidur. Jika ada orang terdekat mengidap gejalanya, dapat dilakukan tindakan pencegahan sedini mungkin untuk meminimalkan resiko fatal yang mungkin terjadi.
0 Komentar untuk "“Arrhythmic Death” Syndrome Kematian Saat Tidur"