Zimbabwe adalah sebuah negara di bagian Afrika yang saat ini sedang menghadapi masa sulit dalam sejarah perekonomiannya. Bagaimana tidak, untuk membeli 3 butir telur saja disana orang harus merogoh kocek sebesar 100 miliar. Wooww. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Hal ini disebabkan nilai mata uang dolar Zimbabwe hancur berantakan setelah negara tersebut diterpa krisis ekonomi dan hiperinflasi pada tahun 2008 dan 2009 silam. Saat itu, Negara Zimbabwe terlilit hutang sebesar US$ 4,5 miliar.
Perekonomian Negara Zimbabwe terus mengalami penurunan dimulai dari berdirinya negara ini sampai saat ini. Rata-rata laju inflasi di Zimbabwe adalah 53.081,99 persen dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2015 dan mencapai inflasi dengan level tertinggi sepanjang sejarahnya yaitu 2.660.522,20 persen (2,6 juta persen) pada bulan Juli 2008. Tingkat inflasi di Zimbabwe sekarang tercatat -1,28 persen pada Januari 2015. Laju Inflasi di Zimbabwe dilaporkan oleh bank Reserve Zimbabwe. Kondisi itu diperparah dengan kondisi masyarakat yang mana sejumlah wilayahnya menderita kekeringan hingga hampir setahun.
Akhirnya bank sentral Zimbabwe sudah mengeluarkan 4 versi mata uang sampai sekarang akibat dari inflasi yang tinggi tersebut. Terakhir kali bank sentral Zimbabwe mengeluarkan pecahan $100,000,000,000,000 (100 triliun dolar), menjadikan mata uang dengan nominal terbesar didunia yang akhirnya digantikan dengan dolar versi ke-4 di mana setiap $100,000,000,000,000 (100 triliun dolar) uang lama digantikan menjadi $1 uang baru.
Kala itu mata uang Zimbabwe jadi tidak bernilai sama sekali karena bank sentral di sana terus menerus mencetak uang untuk menutupi defisit anggaran yang mendalam. Yang akhirnya terjadi adalah nominal USD 1 sama nilainya dengan 35.000 triliun dolar Zimbabwe.
Uang bernilai triliunan dolar Zimbabwe sangatlah tidak berharga di sana. Hal tersebut terbukti karena dengan uang 100 miliar dolar Zimbabwe, hanya cukup untuk membeli 3 butir telur ayam saja. Selain kondisi ekonominya yang parah, pemerintah disana juga dipusingkan dengan tingkat pengangguran yang cukup tinggi dan tak terkendali hingga mencapai angka 80%.
Dengan ekonomi yang terus memburuk, dalam waktu dekat ini bank sentral Zimbabwe memutuskan untuk membolehkan rakyatnya menggunakan mata uang dolar Amerika sebagai mata uang mereka untuk menstabilkan kembali perekonomian Zimbabwe. Pemerintah akan menghapus peredaran mata uang dolar Zimbabwe. Mereka akan menggunakan dolar Amerika (USD) dalam setiap transaksi. Pemerintah setempat menawarkan kepada masyarakat pemilik uang tunai atau deposito di bank untuk menukarkan uang mereka dengan dolar Amerika (USD). Tentu saja, nilai penukarannya adalah USD 1 sama dengan 35 kuadriliun dolar Zimbabwe.
Zimbabwe terpuruk dalam krisis ekonomi yang parah setelah Presiden Robert Mugabe mengeluarkan kebijakan radikal mengenai distribusi lahan pada akhir tahun 1990-an dan awal 2000-an. Negara ini akhirnya mengalami kekurangan bahan pokok kronis. Sementara itu, bank sentral Zimbabwe terus mencetak uang untuk membiayai defisit anggaran. Akhirnya terjadi kenaikan harga yang menggila di Zimbabwe. Puncaknya, harga bisa naik dua kali lipat setiap 24 jam.
Ekonom dari Cato Institute memperkirakan, inflasi bulanan Zimbabwe di 2008 mencapai 7,9 miliar persen. Angka ini hanya perkiraan karena selama ini tidak ada angka inflasi resmi yang dikeluarkan pemerintah.
0 Komentar untuk "Di Zimbabwe, Uang 100 Miliar Hanya Cukup Untuk Beli 3 Butir Telur"