Terkait dengan penciptaan manusia, dalam Al-Qur'an sudah banyak dijelaskan mengenai asal-usul dan sumber kemunculan manusia. Pada sebagian ayat Al-Qur'an disebutkan bahwa yang menjadi bahan dasar pertama manusia adalah dari "tanah liat". Sebagian ayat lainnya menyebutkan bahwa manusia Kami ciptakan dari "air". Pada ayat yang lainnya menyatakan bahwa sumber penciptaan manusia berasal dari "nutfah" (sperma) dan ayat yang lainnya menyatakan bahwa "tanah" dan "sperma" adalah bahan umum yang menjadi inti dalam penciptaan manusia.
Dari keseluruhan ayat yang menjelaskan bagaimana proses penciptaan manusia diatas, dapat diambil kesimpulan yang jelas bahwa awal kejadian manusia pertama sekali adalah berasal dari tanah, lalu kemudian dicampur dengan air, dan kemudian menjadi tanah liat, dan lalu berbentuk "tanah liat yang berbau". Kemudian setelah itu memiliki kondisi lekat dan rekat. Setelah itu menjadi tanah kering dan berbentuk shalshal kalfakhar (tanah tembikar), yang pada akhirnya ditiupkan ruh kepadanya.
Baru-baru ini Penelitian ilmiah terbaru membuktikan bahwa semua kehidupan di bumi ini berasal dari tanah liat. Hal tersebut ternyata juga sudah dijelaskan dalam kitab-kitab Al-Qur'an, Injil, bahkan mitologi Yunani. Teori terbaru yang ditemukan ilmuwan ini menjelaskan bahwa tanah liat tersebut berada pada titik paling dasar dari kombinasi mineral yang terletak di dalam tanah yang bertindak sebagai laboratorium peternakan untuk molekul-molekul kecil dan bahan kimia yang menyerap menyerupai spons.
Dalam jurnal Scientific Reports yang ditulis oleh para ilmuwan menyebutkan bahwa proses ini memakan waktu sampai miliaran tahun lamanya, selama bahan kimia tersebut bereaksi satu sama lain untuk membentuk protein, DNA, dan akhirnya membentuk sel-sel hidup. Para insinyur biologis dari Universitas Cornell di New York akhirnya mempercayai bahwa tanah liat adalah merupakan tempat kelahiran kehidupan di Bumi, termasuk asal-usul terciptanya manusia.
Sebenarnya teori ini sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu di banyak kebudayaan, meskipun mungkin tidak menggunakan penjelasan/teori ilmiah yang sama. "Pada awal sejarah geologi hidrogel tanah liat menyediakan fungsi kurungan untuk biomolekul dan reaksi biokimia," ujar Prof Dan Luo dari Universitas Cornell, seperti dikutip Mail Online.
"Selama miliaran tahun, bahan kimia terisolir di ruang-ruang itu yang bisa melakukan reaksi kompleks yang membentuk protein, DNA, dan akhirnya semua mesin yang membuat kerja sel hidup," tambahnya.
Namun dari kalangan ilmuan Biologi terdapat dua asumsi tentang penciptaan makhluk-makhluk hidup baik tumbuh-tumbuhan atau yang memiliki jiwa: Pertama, teori evolusi dan transformisme. Kedua, teori fixisme.
Teori evolusi menjelaskan bahwa semua jenis makhluk hidup di muka bumi ini tidak memiliki penciptaan langsung, melainkan merupakan makhluk-mahkluk hidup yang mengalami evolusi secara gradual dan berubah dari satu jenis kepada jenis yang lain. Lingkaran sempurna evolusi ini terdapat pada diri manusia dewasa ini. Teori ini adalah apa yang disebut sebagai teori transformisme. Adapun teori fixisme meyakini jenis-jenis makhluk hidup masing-masing secara terpisah semenjak semula telah berbentuk yang ada seperti sekarang ini dan tidak mengalami perubahan dari satu jenis ke jenis yang lain.
Meski al-Qur’an mengemukakan penciptaan manusia secara global dan universal serta tidak secara langsung menjelaskan teori transformisme dan fixisme ini, namun secara lahir ayat-ayat (tentu saja terkhusus dengan manusia) lebih cocok dengan penciptaan secara langsung, kendati tidak diungkapkan secara lugas.
1 Komentar untuk "Ilmuwan Akhirnya Percaya Manusia Berasal dari Tanah Liat"
Teori itu sudah ada dalam al-qur'an