Keberkahan Pada Makanan yang Dingin

Terkadang kita suka menyantap makanan atau minuman dalam keadaan masih hangat seperti bakso, soto, jeruk, atau teh hangat, tetapi sebagai seorang Muslim tahukah Anda bahwa ada keberkahan pada makanan yang dingin sesuai Sunnah Nabi? Hal ini bisa Anda lihat sebagai salah satu adab makan bagi kaum Muslim sesuai Sunnah Nabi SAW, yuk mari bahas lebih detail!

Keberkahan Pada Makanan yang Dingin

Keberkahan Pada Makanan yang Dingin Sesuai Anjuran Nabi SAW
Perlu diperhatikan dan diketahui bahwa Nabi SAW pernah menganjurkan bahwa sebaiknya kita memakan minuman atau makanan dalam keadaan dingin. Namun, Nabi pun juga melarang kita untuk sengaja mendinginkan makanan dengan cara ditiup. Hal tersebut dapat kita ketahui dari Asma’ binti Abu Bakar radhiyallahu ‘anha saat beliau membuat roti Tsarid maka beliau akan menutupi roti tersebut sampai panasnya betul-betul hilang. Beliau pun juga berkata bahwa dia mendengar akan lebih besar berkahnya menyantap makanan yang dingin dari sabda Rasulullah.

Untuk mendukung hal tersebut, juga ada perkataan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, yaitu makanan tak boleh disantap kecuali jika asap dari makanan yang panas tersebut sudah hilang. Dari situ kita ketahui bahwa ada hukum menyantap makanan yang masih panas. Lebih lanjut, Nabi SAW pun juga bersabda untuk menyantap makanan yang sudah dingin karena hal tersebut merupakan obat, sedangkan jika menyantap makanan panas maka hal itu tidak ada keberkahan di dalamnya.

Larangan Meniup Makanan yang Masih Panas
Lalu bagaimana dengan adanya larangan meniup makanan yang masih panas agar cepat dingin? Dalam adab makanan/minuman Nabi SAW melarang bagi kita untuk meniup makanan/minuman dengan beberapa pertimbangan, yaitu:

- Hilangnya keberkahan makanan dan dalam kitab al-‘Awaarif dari Nabi disebutkan bahwa meniup makanan akan menghilangkan keberkahan.

- Merubah aroma minuman, Nabi SAW pun juga melarang meniup minuman sebab dapat merubab aroma air, selain itu meniup-niup makanan panas agar cepat dingin menandakan kurang sabar dan sangat rakus.

- Membuat jijik, yang dimaksud bukan berarti karena nanti makanan/minuman terkena semburan air ludah yang najis, tetapi lebih kepada kekhawatiran akan membuat jijiknya orang yang makan.

Nah, sebagai seorang Nabi yang dibimbing wahyu dari Allah SWT sendiri pastinya setiap perkataan ataupun perbuatan yang disampaikan mengandung hikmah yang positif dan sebagai seorang Muslim tentu kita wajib taat adab makan dan minum dalam Islam tersebut. Bahkan kalau dilogika, sudah banyak para ahli yang berusaha meneliti larangan serta anjuran dari Nabi SAW tersebut, dan para peneliti di bidang kesehatan menemukan bahwa larangan Nabi SAW dalam meniup makanan dapat menghindarkan kita sendiri dari penyakit. Mengapa? Sebab dalam mulut kita terdapat banyak bakteri yang dapat berpindah ke makanan saat kita meniupnya atau hal tersebut dapat merusak senyawa kimia yang ternyata sangat dibutuhkan oleh tubuh.

Adab Makan dan Minum Di Dalam Islam Lainnya
Berikut beberapa adab makan dan minum yang bisa Anda perhatikan mulai sekarang:

1. Membaca bismillah
2. Makan dengan memakai tangan kanan dan tidak tangan kiri.
3. Memakan makanan yang berada di dekat kita.
4. Anjuran makan dari pinggir piring.
5. Cuci tangan sebelum dan sesudah makan.
6. Saat kondisi junub hendak makan, maka dianjurkan wudhu dulu.
7. Tidak duduk sambil sandaran.
8. Tidak tengkurap.
9. Segera menyantap makanan ketika sudah siap.
10.  Makan dengan 3 jari.

Sebetulnya masih banyak lagi adab-adab yang ada untuk melengkapi ulasan keberkahan pada makanan yang dingin ini.
0 Komentar untuk "Keberkahan Pada Makanan yang Dingin"

Back To Top