Batak merupakan salah satu suku asli di Indonesia yang bertempat tinggal di Sumatera Utara, tetapi yang menghebohkan adalah benarkah orang batak dulunya kanibal/makan orang? Kanibal adalah suatu perilaku menyimpang dimana makhluk hidup memakan sejenisnya seperti ayam memakan ayam atau manusia memakan sesama manusia sendiri. Menjijikan memang, tetapi perilaku kanibalisme terjadi karena beberapa alasan misalnya tidak tersedianya bahan makanan sama sekali sehingga untuk mempertahankan diri seseorang harus melakukan hal ini.
Benarkah Orang Batak Dulunya Kanibal/Makan Orang? Apa Penyebabnya?
Benarkah orang Batak dulunya kanibal? Sebelum berbagai macam agama masuk ke wilayah Indonesia, suku Batak melakukan kanibalisme terhadap suku lainnya yaitu suku Dayak yang berada di Kalimantan. Perilaku ini tidak hanya di lakukan oleh suku Batak, dibelahan bumi lainnya seperti di Karibia dan di Amerika yaitu pada suku Anazasi, bangsa Aztek, dan bangsa Maya juga ditemukan adanya perilaku ini. Selain suku Batak, di sekitar Asia-Pasifik pun juga ditemukan adanya kanibalisme pada suku lainnya yaitu suku Asmat dan suku Fore di Papua yang menyebabkan terjadinya penyakit Furu.
Mayoritas orang Batak sudah mengetahui cerita seputar kanibalisme yang ada dalam suku ini sejak dahulu kala. Cerita perilaku ini bukan isapan jempol semata. Banyak para ahli yang telah menjelaskan tentang perilaku kanibal yang dilakukan oleh suku Batak, diantaranya adalah:
1. Marco polo
Pada tahun 1292, Marco Polo melakukan ekspedisi di pesisir timur Sumatera dan bertemu dengan orang yang menceritakan perilaku kanibal yang dilakukan oleh orang yang tinggal di daerah pedalaman tempat ini. Orang-orang tersebut adalah suku Batak.
2. Niccolò Da Conti
Tahun 1421, Niccolò Da Conti lebih banyak menghabiskan waktunya di Sumatera untuk melakukan kegiatan perdagangan. Dia menulis tentang kehidupan penduduk yang berdiam diri di Sumatera. Niccolò Da Conti menerangkan bahwa suku Batak makan orang sesamanya yaitu dengan berperang secara terus menerus.
3. Thomas Stamford Raffles
Pada tahun 1820, Thomas Stamford Raffles mempelajari tentang perilaku dan ritual yang dilakukan oleh suku Batak. Dia menemukan fakta bahwa suku ini melakukan kenibalisme terhadap penjahat dan orang tua yang sudah tidak kuat bekerja dengan memasaknya atau memakannya mentah-mentah.
4. Franz Wilhelm Junghuhn
Dokter Jerman dan ahli geografi ini pernah mengunjungi suku Batak pada tahun 1840 dan mendapat perjamuan makan berupa daging dari tahanan yang telah disembelih dua hari sebelumnya.
5. Oscar von Kessel
Tahun 1840-an Oscar von Kessel berkunjung ke Silindung dan pada tahun 1844 orang Eropa ini mengamati kanibalisme yang terjadi di suku Batak.
6. Ida Pfeiffer
Tahun 1852, Ida Pfeiffer menemukan perilaku suku Batak yang memenggal para tahanan dan mereka mengawetkan darahnya untuk dijadikan minuman dan puding.
Benarkah ada ritual kanibalisme dalam suku Batak? Yup, benar sekali. Alasan suku Batak melakukan ritual ini untuk memperkuat tondi (jiwa) sang pemakan daging. Tetapi setelah pemerintah kolonial Belanda menduduki wilayah ini, mereka melarang praktek kanibalisme yang sudah dilakukan oleh suku Batak sejak dahulu. Sehingga sejak tahun 1816, perilaku ini sudah jarang dilakukan oleh suku Batak.
Kegiatan kanibalisme yang telah dilakukan suku Batak sudah banyak terkikis karena pengaruh dari masuknya beberapa agama ke wilayah ini yaitu agama Islam, Kristen, Hindu, dan Budha yang mengajarkan nilai-nilai moral.
Itulah beberapa penjelasan yang dapat menjawab pertanyaan ‘benarkah orang batak dulunya kanibal/makan orang? dan sekarang suku Batak merupakan salah suku tercepat kemajuannya di negara ini.
1 Komentar untuk "Benarkah Orang Batak Dulunya Kanibal/Makan Orang?"
Bisa saja saat itu, lapar dan tidak ada makanan sama sekali disekitar itu, tapi hanya manusia hewan saja yang makan manusia seperti singa, harimau dsb.