Allah tidak pernah meninggalkan manusia dalam kondisi apa pun. Dalam susah dan senang, Allah hanya ingin manusia bergantung pada kuasa-Nya semata, tak mengandalkan kekuatan sendiri. Tuhan selalu mendengarkan setiap doa yang dilantunkan umat-Nya siang dan malam dalam berbagai situasi.
Untuk membuat Allah senang mendengarkan doa-doa umat-Nya, ucapkanlah syukur pada banyak berkah yang diberikan Allah dalam hidup sehari-hari. Segala berkah Allah tak bisa diukur hanya dengan kejadian yang menyenangkan yang dialami sehari-hari. Kejadian yang tak menyenangkan pun merupakan berkah Allah yang tersembunyi. Susah dan senang sebaiknya dihadapi dengan rasa syukur.
Untuk membuat Allah senang mendengarkan doa umat-Nya, lakukanlah kebaikan senantiasa kepada sesama umat, kepada sesama ciptaan. Menaati larangan dan perintah-Nya, menjadikan kita manusia yang tawakal dan tabah yang hanya bergantung pada Allah semata. Allah senang pada umat-Nya yang tidak menduakan Dia sebagai Pencipta alam semesta. Jalani kehidupan dengan tulus dengan mengandalkan hati nurani yang bersih sebagai tuntutan berperilaku.
Semua amalan baik yang dilakukan dalam hidup, akan membuat Allah sayang pada kita. Siapakah yang akan menolak permohonan orang yang disayangi? Begitu juga Allah yang tak akan menolak permohonan manusia yang disayangi-Nya. Kepada manusia yang tahu bersyukur dan menikmati nikmatnya kasih Allah sepanjang hidupnya, bagi orang-orang semacam ini, halangan dan tantangan hidup hanya ujian iman yang meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Kepada orang-orang semacam inilah Allah selalu berkenan mengabulkan doa.
Berhati tulus ketika memanjatkan doa pada Allah adalah syarat yang penting untuk dikabulkannya suatu doa. Doa tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sebagai umat Allah, bahkan Allah sendiri memberikan perintah kepada kita umat-Nya untuk berdoa. Meski sebenarnya yang membuat murni bukan doa, tetapi hati yang tulus yang akan memurnikan doa. Doa yang murni dengan posisi batin yang baik adalah ketika orang tersebut sungguh-sungguh merasa tak berdaya di hadapan Allah. Dan hanya kepada Allah saja dia bergantung sepenuhnya untuk hidupnya. Karena ketidakberdayaannya, ia memohon kepada Allah karena kemiskinannya. Ia merasa tak memiliki apa pun, termasuk memiliki dirinya sendiri.
Bila kita sudah ada pada tahap ketidakberdayaan tersebut dan hati kita tidak mendua untuk mengharapkan siapa pun termasuk mengharapkan manusia, itulah doa yang insya Allah dikabulkan Allah. Dalam posisi semacam itu, kita tidak tahu dari mana datangnya pertolongan selain dari Allah semata. Itulah posisi yang paling baik, paling mustajab untuk terkabulnya doa-doa. Justru bila kita merasa suci dan bersih di hadapan Allah, inilah posisi yang tidak tepat saat datang memohon kepada Allah. Bukan ukuran duniawi yang dilihat Allah, tetapi yang dipandang adalah hati yang bersih, pasrah dan berserah pada Allah. Hati yang merasa tak pantas menghadap Allah karena penuh dengan dosa dan cacat cela, dan hati yang menyesali dosa yang diperbuat adalah hati yang membuat Allah berbelaskasihan pada umat-Nya. Bukan kata-kata yang merayu-rayu Allah, atau bukan pula bahasa sastra yang tinggi yang berkenan untuk terkabulnya doa kepada Allah, tetapi hati yang jujur dan menyerahkan segalanya kepada Allah adalah hati yang dipandang Allah dengan segala doa yang dipanjatkan. Inilah waktu-waktu mustajabnya doa.
Waktu-Waktu Mustajab Ketika Allah Berkenan
Al Quran telah memberikan petunjuk tentang doa yang dikabulkan Allah. Yang terutama dari doa manusia adalah bukan tentang terkabulnya doa, tetapi manusia menjadi hamba-Nya melalui doa yang dipanjatkan. Terkabulkannya sebuah doa adalah hadiah Allah semata. Dan Allah juga memiliki maksud dengan mengabulkan doa, yaitu agar iman manusia bertambah kepada Allah.
Jangan enggan berdoa, terutama di waktu-waktu mustajab sebuah doa, yaitu pada saat hari Arafah ketika semua jemaah haji sedang berhaji di Arafah. Di Arafah, semua jemaah haji disarankan sebanyak mungkin berdoa. Selain itu juga doa saat bulan Ramadhan, saat taraweh, saat sahur. Juga pada hari Jumat, waktu di antara adzan dan iqamat, saat Ba'da (setelah) shalat, termasuk doa malam terakhir setelah selesai semua shalat wajib. Dan saat hujan turun. Juga saat berperang dalam jalan Allah atau yang lazim disebut fii sabilillah. Saat melawan musuh adalah waktu mustajab bagi terkabulnya doa kepada Allah.
Waktu mustajab lainnya adalah selepas khatam Alqur’an, juga ketika bersujud dan pada 1/3 bagian malam yang terakhir. Dalam doa pada 1/3 malam terakhir itu Allah berjanji untuk mengabulkan doa kepada siapa saja yang memohon kepada-Nya, juga memberikan ampunan kepada yang meminta ampun kepada-Nya. Allah juga Maha Mendengar bagi mereka yang tertindas, terzalimi. Mereka yang tertindas, terzalimi mendapat perhatian dan kasih sayang Allah melalui pengabulan doa-doa mereka dari Allah. Doa mereka juga mustajab di hadapan Allah. Selain itu, doa yang tulus dari orang tua kepada anaknya juga merupakan doa yang mustajab di hadapan Allah.
Tag :
Dunia Muslim,
Pengetahuan
0 Komentar untuk "Inilah Waktu-Waktu Mustajabnya Doa"