Seorang ayah yang sudah memiliki momongan atau sedang membesarkan seorang anak sangat mungkin suatu saat kehilangan anaknya. Ternyata dalam kondisi di dunia atau akhirat sekalipun, tetap ada jenis anak yang akan membawa ayahnya ke surga. Seperti apa anak-anak tersebut?
Ada sebuah kisah mengenai Sang Khalifah yang kelelahan mengurus pemakaman Sulaiman bin Abdul Malik sejak malam sebelumnya. Saat baru saja beristirahat, anaknya yang berusia 17 tahun datang dan menghampiri Sang Khalifah. Anaknya dengan polos bertanya apa yang sang ayah hendak lakukan. Dengan nada lelah Sang Khalifah pun menjawab bahwa ia hendak rehat sejenak. Tanpa disangka sang anak kemudian bertanya tiga pertanyaan retoris kepada Sang Khalifah. pertama, ia bertanya apakah sang ayah akan menunda urusan setiap orang yang sudah menunggu semalam penuh agar hak orang-orang tersebut bisa dikembalikan. Kedua, sang anak bertanya apakah Sang Khalifah hendak menunda urusan keluarga yang terzolimi untuk secepatnya dipulangkan ke rumahnya. Pertanyaan retoris ketiga yaitu apakah Sang Khalifah akan menunda harapan umat Muslim yang berharap bahwa Amirul Mukminin baru berlaku pada mereka semua. Ternyata, anak Sang Khalifah ini merupakan salah satu anak penghuni surga yang membawa ayahnya ke surga.
Mengapa? Apabila kita sebagai ayah sekarang ini menerima ketiga pertanyaan bersangkutan, naluri kita kemungkinan besar membentak tanpa ba bi bu. Ditambah lagi fakta bahwa anak tersebut baru berusia 17 tahun dimana pengalaman yang sudah dia dapatkan jauh lebih sedikit dibandingkan kita yang orang dewasa dan memiliki peran untuk membawanya ke dunia. Belum lagi jika kita merupakan seorang kepala negara (Sang Khalifah dalam cerita ini adalah kepala negara), kita mungkin merasa harga diri langsung terinjak-injak. Akan tetapi di luar dugaan, Sang Khalifah menjawab pertanyaan anaknya dengan lembut bahwa beliau hanya akan beristirahat sejenak. Beliau juga menambahkan bahwa setelah zhuhur, ia akan menunaikan seluruh kewajiban yang memang harus dituntaskan. Pertanyaan lain pun keluar dari mulut anaknya bahwa siapa yang menjamin umur ayahnya akan sampai zhuhur. Sebenarnya, anak seperti inilah yang bisa membuat kedua orang tua bangga. Seperti ini jugalah anak yang bisa membawa ayahnya ke surga. Bagaimana tidak, sang anak secara gamblang mengingatkan kefanaan hidup. Ia mengingatkan ayahnya mengenai keadaan kematian sekaligus akhirat yang abadi. Bukan untuk merendahkan sang ayah, si anak melakukan hal tersebut karena ia begitu cinta kepada sang ayah. Ia ingin agar ayahnya menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi dengan tidak menunda segala amanah yang telah diembankan kepada sang ayah.
Kelanjutan dari cerita ini adalah, Sang Khalifah langsung bergegas kembali mendengar pertanyaan anaknya. Anak seperti ini yang membawa ayahnya ke surga. Ia tidak melakukan pesta pora demi kesenangan sementara tetapi karena mengingat pertanyaan anaknya, ia menuntaskan segala amanah tanpa jemu sama sekali. Mungkin Anda sudah sering mendengar cerita ini. Ya, Sang Khalifah adalah Umar bin Abdul sementara sang anak adalah Abdil Malik. Dengan percakapan sederhana mereka saja, kita sebagai pembaca bisa belajar banyak hal. Selain itu, jangan pernah remehkan pertanyaan kritis anak kita yang masih remaja. Sesungguhnya pertanyaan yang terkesan mempertanyakan integritas kita didasari oleh rasa cinta luar biasa dari sang anak. Semoga kisah mengenai ternyata seperti ini anak yang membawa ayahnya ke surga bisa memberikan Anda inspirasi.
0 Komentar untuk "Ternyata Seperti Ini Anak yang Membawa Ayahnya ke Surga"