Timan dan Istrinya Misyul Warga Lumajang Jawa Timur ini akan berangkat ke Mekah untuk melaksanakan rukun Islam yang Ke-5. Dengan kesabaran dan ketekunannya, Iman yang sehari-hari berjualan balon keliling ini selama 20 tahun berhasil mengumpulkan uang untuk pergi ke tanah suci. Hari masih pagi, rumah Timan sudah banyak kedatangan tamu. Beragam jajanan dalam toples disajikan kepada para tamu berikut air mineral kemasan gelas plastik. Sebagian besar tamu Timan adalah tetangga sekitarnya di Gang Pecok, Jalan Imam Sujai, Kelurahan Ditotrunan, Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Timan dan istrinya, Misyul, 52 tahun, akan berangkat untuk menunaikan ibadah haji. Dukungan dari kerabat dan tetangga Timan terus mengalir bahkan ada diantara mereka yang tidak menyangka jika Iman dan istrinya berhasil berangkat ke tanah suci dengan hanya berjualan balon keliling.
Timan dan istrinya masuk dalam 710 calon jemaah haji dari Kabupaten Lumajang yang tahun ini berangkat haji. Timan sehari-harinya sejak 20 tahun lalu bekerja sebagai tukang balon keliling di Lumajang. Misyul, sang istri, berjualan pakaian dalam murah di pasar. "Istri jualan pakaian dalam sepuluh ribu tiga di pasar," kata Timan.
Bagi Timan, menunaikan ibadah haji merupakan sebuah kewajiban. "Sejak kecil, ibu saya memberi nasehat untuk menabung supaya bisa berangkat haji," kata Timan menirukan petuah sang ibu.
Petuah sang ibu itu baru bisa dimulai ketika menjadi tukang balon keliling. Sebelum jadi tukang balon, bapak tiga anak ini sempat menjadi penjual sepeda bekas (blantik sepeda). Karena berdagang sepeda kurang berhasil, Timan kemudian berniat untuk berjualan es keliling. "Tapi kalau musim hujan pasti jualan saya enggak laku," kata Timan.
Akhirnya dia memutuskan untuk berjualan balon yang ilmunya diperolehnya dari mertuanya. Bertahun- tahun Timan berjualan di seputaran Alun-alun Kota Lumajang. "Pernah juga diusir Satpol PP sehingga harus pindah-pindah," katanya.
Selain menjadi penjual balon keliling, Timan juga sering mendapat pesanan acara dekorasi di gereja-gereja di Lumajang. "Awalnya saya hanya membantu dekorasi sebuah acara di Gereja di Jalan Agus Salim," katanya. Saat itu dia berkenalan dengan seorang dari Malaysia yang sedang mendekorasi. Dari orang inilah dia kemudian banyak belajar. "Akhirnya saya dipercaya untuk mendekorasi balon dalam setiap acara di gereja atau acara ulang tahun," kata Timan.
Selama 20 tahun terakhir ini, Timan dan istrinya menabung. "Setiap hari saya menyisihkan antara Rp 20 ribu untuk dikumpulkan di rumah dan ditabung di bank setiap bulannya," katanya. Hingga dia bisa 'beli' kursi atau mulai mendaftar haji pada 2009. "Hanya saya yang daftar, istri tidak. Istri baru mendaftar para 2011," kata Timan. Dia mengatakan kalau istrinya sempat ngambek karena dia mendaftar dulu. "Namun saya bisa yakinkan bahwa istri pasti juga akab berangkat haji," katanya.
Timan sangat bersyukur bisa berangkat bersama-sama dengan sang istri. "Pada akhirnya ternyata ada tambahan kuota dan istri saya masuk dalam daftar tambahan itu," katanya. Timan mengaku di satu sisi sangat senang bisa berangkat haji bersama-sama dengan istrinya. Namun, disisi lain dia juga merasa kelabakan harus melunasi sisa angsuran haji. "Yang penting kami bisa berangkat haji, Alhamdulillah," katanya. Kerja kerasnya selama 20 tahun sebagai tukang balon akhirnya menuai hasil.
"Ini sebenarnya banyak permintaan untuk dekorasi. Namun saya harus menolak karena mau berangkat haji," kata Timan. Sepulang dari berhaji nanti, Timan mengatakan akan kembali meneruskan pekerjaan sebagai tukang balon keliling.
Haji itu bukan perkara mudah dan gampang, tapi haji itu adalah panggilan hati. Dengan menabung 15rb-50rb perhari, pasangan ini bisa berangkat haji setelah menabung selama 20 tahun.
Jika berusaha dengan sungguh sungguh pastilah mendapatkan hasil. Ungkapan ini seperti dialami Timan sang penjual balon keliling asal Lumajang yang berangkat haji di tahun ini.
Teriknya matahari tak menyurutkan niat Timan menyelesaikan pekerjaannya menjajakan balon keliling. Ya inilah kesibukan Timan seorang tukang penjual balon asal Lumajang yang akhirnya bisa naik haji pada tahun ini.
Dengan tekun sejak 20 tahun yang lalu, Timan merintis usaha menjual balon keliling di kawasan Lumajang, Jawa Timur. Timan meniatkan dengan kesungguhan hatinya untuk bisa mewujudkan cita-citanya untuk naik haji.
Meski berpengasilan yang pas pasan justru membuat semangat Timan semakin bulat untuk menunaikan ibadah haji. Ya dengan menyisihkan sebagian penghasilannya dari berjualan balon untuk bisa berangkat ke tanah suci.
0 Komentar untuk "Tukang Balon Bisa Berangkat Haji Setelah Menabung 20 Tahun"