Musnahnya manusia di muka bumi dapat disebut dengan kiamat. Kiamat adalah suatu kepastian yang akan datang. Tapi tidak seorang pun yang tahu kapan itu akan terjadi. Kabar tentang datangnya kiamat sudah sering kita dengar sebelumnya. Tapi hingga saat ini bumi masih dalam keadaan baik-baik saja. Dan kini muncul lagi berita bahwa para ilmuwan ramalkan manusia akan punah 100 tahun lagi.
Benarkah Ilmuwan Ramalkan Manusia akan Punah 100 Tahun Lagi?
Seorang ahli mikrobiologi Australia, Frank Fenner membuat pernyataan yang sangat mengejutkan. Perkiraan ilmuwan setelah manusia punah 100 tahun lagi. Kemudian ia menjelaskan alasan-alasan kenapa manusia akan punah, yaitu perubahan ilkim yang sangat drastis, jumlah penduduk yang berkembang pesat, dan sumber daya yang semakin menurun, sehingga membuat manusia tak bisa memenuhi kebutuhannya lagi.
Salah satu faktor yang paling penting adalah perubahan iklim yang kian memprihatinkan. Semakin lama, jumlah emisi di bumi semakin tak terkendali. Dan sayangnya, hingga saat ini belum ditemukan cara yang tepat untuk menyelamatkan bumi dari bahaya emisi.
Baru-baru ini telah diadakan upaya pengurangan emisi dalam pertemuan G7. Dalam pertemuan tersebut meminta agar negara-negara di dunia mengurangi jumlah emisi karbon hingga nol persen pada 85 tahun kemudian. Namun, banyak ilmuwan yang meragukan akan keberhasilan hal tersebut. Karena menurut mereka, sudah cukup terlambat untuk melakukannya. Perlu adanya emisi yang dapat dikendalikan oleh teknologi, agar dapat memperlambat waktu kiamat yang sudah dimulai. Karena semakin banyak ilmuwan perkirakan manusia punah 100 tahun lagi.
Emisi karbon sangatlah berbahaya bagi bumi kita. Emisi karbon dapat menyebabkan efek rumah kaca. Sehingga menambah suhu bumi yang semakin memanas. Dan pada akhirnya dapat meningkatkan keasaman laut.
Clarkson mengungkapkan bahwa akan terjadi keasaman laut yang dibarengi dengan punahnya umat manusia. Tapi belum ada bukti yang dapat menguatkan hal tersebut.
Penelitian yang Meramalkan Kepunahan Manusia
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, Mathew mengatakan bahwa tingkat pH laut telah menurun hingga 0,7 dalam 10.000 tahun ini. Perkembangan jaman membuat hal tersebut semakin memburuk. Tingkat keasaman laut semakin meningkat hingga 0,1 karena aktivitas manusia dan revolusi industri yang meningkatkan kadar emisi di bumi ini.
Selain karena emisi karbon, para ilmuwan memperkirakan bahwa kepunahan manusia juga disebabkan oleh kurangnya metana dari mikroba dan oksigen di laut. Bagaimana penjelasan pastinya belum diketahui saat ini.
David Auerbach dalam blognya mengungkapkan dukungannya terhadap pernyataan Fenner. Ia menjelaskan bahwa pada tahun-tahun sekarang, bumi kita dalam keadaan kritis. Dalam An Inconvenient Truth, Al Gore memperingatkan kita untuk mencari upaya sesegera mungkin untuk menyelamatkan bumi dari perubahan iklim yang mengerikan.
David menambahkan bahwa ahli-ahli telah meprediksi peradaban bumi akan hilang pada abad ke-21, sama seperti penduduk di Easter Island yang telah punah karena eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan.
Seorang ilmuwan sistem bumi, Andy Ridgell mengungkapkan kesepakatannya terhadap kepunahan masal yang akan terjadi. Meskipun tak menutup kemungkinan, hal ini diperdebatkan kembali karena masih banyak alasan yang masih berupa dugaan para ilmuwan. Perlu adanya penelitian yang lebih mendalam untuk menguatkan prediksi tersebut. Ramalan masa depan manusia berada di tangan manusia itu sendiri.
Sementara para ilmuwan melakukan penelitian yang lebih mendalam, kita sebagai penghuni bumi hendaknya ikut menjaga agar kita tidak punah karena ulah kita sendiri. Upaya tersebut bisa dimulai dari hal yang kecil dulu, yakni mengurangi pemakaian kendaraan bermotor, hair dryer, menjaga pohon-pohon penghasil oksigen, dan tidak mengeksploitasi sumber daya alam yang ada.
Demikianlah ilmuwan ramalkan manusia akan punah 100 tahun lagi. Semoga dengan artikel ini dapat menambah pengetahuan kita dan menambah kesadaran kita akan pentingnya menjaga bumi dari kepunahan.
0 Komentar untuk "Ilmuwan Ramalkan Manusia Akan Punah 100 Tahun Lagi"