Seperti yang kita tahu bahwa Firaun merupakan seorang raja pada masa Nabi Musa yang memiliki sifat kejam, jahat, bahkan tidak mau mengakui adanya Allah. Kisah mengenai Nabi Musa dan Firaun menjadi bukti tercelanya sifat Firaun.
Inilah Cara Mewaspadai Karakter “Firaun” dalam Diri
Apabila kita melihat sejarah Nabi, maka kita akan menemukan kata ‘Firaun’ sebagai penguasa Mesir pada masa Nabi Musa. Namun, Firaun juga merupakan sifat yang dapat memasuki siapa saja yang tidak mewaspadainya, seperti penguasa, baik penguasa negara dalam skala besar atau kepala rumah tangga sebagai skala kecilnya. Bahkan semua orang dapat memiliki sifat Firaun apabila mereka membiarkan kesombongan berada di dalam hatinya.
Sebuah ayat dalam Al-Qur’an menjelaskan bahwa Firaun melihat perbuatan buruk menjadi baik. Ia dihalangi dari kebenaran dan tipu daya yang dimilikinya akan memberikan kerugian bagi siapa saja yang mengikutinya. Gaya hidup Muslim seharusnya jauh dari sifat Firaun yang buruk.
Salah satu sifat buruk dari Firaun adalah kesukaannya dalam menyiksa orang yang lemah. Hal ini terdapat dalam sebuah ayat di dalam Al-Qur’an. Firaun melakukan perbuatan tidak manusiawinya dengan membabi buta. Ia akan membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir dan membiarkan bayi perempuan untuk hidup karena ia merasa bahwa ialah yang memiliki kuasa penuh.
Apabila Firaun hidup di zaman sekarang, maka ia akan menjadi manusia biadab yang melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). Sungguh ia telah menjadi orang yang kejam karena telah membunuh bayi laki-laki hanya karena ia keturunan dari Bani Israil.
Hal ini menunjukkan bahwa Firaun adalah orang yang dengan mudah melakukan kejahatan. Terlebih ia menganggap sebuah kejahatan merupakan kebaikan sehingga ia tidak akan merasa bersalah atas perbuatannya itu. Mewaspadai sifat “Firaun” dalam diri harus dilakukan agar kita tidak mencontoh perbuatan keji itu.
Berdasarkan ayat tersebut, Allah telah memberikan peringatan bagi umat manusia agar tidak memiliki sifat seperti Firaun. Karena hal tersebut adalah perbuatan yang melanggar agama bahkan melanggar hak orang lain.
Sifat buruk lainnya adalah tipu daya yang sering ia lakukan. Keburukan atau kejahatan yang dilihatnya baik sebenarnya merupakan akibat dari tipu daya yang sering ia lakukan bahkan menjadi suatu kebiasaan.
Apabila kita lihat dari fenomena searang ini, banyak orang yang memiliki sifat menyerupai Firaun, oleh karenanya karakter Firaun dalam diri harus diwaspadai. Seperti para koruptor yang dengan mudah mencuri uang rakyat yang bukan haknya. Jika praktik korupsi ini terus dilakukan, maka akan muncul dalam pikirannya bahwa korupsi bukanlah hal yang tercela asalkan uang yang ia ambil tidaklah banyak.
Selain itu, jika kita lihat dari para remaja yang sering berpacaran. Mereka menganggap bahwa pacaran tidaklah dilarang asal tidak berpegangan tangan, ciuman, dan pelukan. Jalan dan main berduaan tidak dianggapnya sebagai suatu yang dilarang oleh agama. Hal inilah yang membuat para remaja terus melakukan pacaran.
Berdasarkan hal tersebut, kita harus lebih mawas diri untuk tidak mengikuti sifat yang dimiliki oleh Firaun. Melihat kebaikan adalah suatu rahmat yang diberikan oleh Allah kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Perbuatan yang dilakukan Firaun sungguh mencerminkan manusia yang sangat kejam, jahat, dan penuh dengan tipu muslihat.
0 Komentar untuk "Mewaspadai Karakter Firaun Dalam Diri"