Kisah Siti Masyitoh, Tukang Sisir Keluarga Fir’aun


Seperti yang kita tahu bahwa Fir’aun adalah raja yang sangat kejam di masa Nabi Musa. Bahkan kisah kekejaman Fir’aun terkenal hingga sekarang. Dalam Al-Qur’an pun dijelaskan bahwa sebagai seorang hamba kita dilarang memiliki sifat seperti Fir’aun di dalam diri.

Kisah Siti Masyitoh, Tukang Sisir Keluarga Fir’aun

Kisah mengenai Fir’aun sudah sangat terkenal hingga sekarang. Dalam kisah itu, terdapat seorang wanita yang menceritakan keyakinan dan keteguhannya terhadap Allah hingga menjadikan inspirasi bagi setiap muslim. Bahkan ia mendapatkan sisi yang mulia di samping Allah. Wanita itu bernama Siti Masyitoh. Wanita itu hidup dilingkungan raja Fir’aun sebagai tukang sisir keluarga tersebut.

Fir’aun sangat membenci Nabi Musa hingga ia bertanya apakah ada pengikut Nabi Musa di kerajaannya. Ia berteriak dan terlihat sangat marah setelah mengetahui cerita dari putrinya mengenai keimanan Siti Masyitoh. Cerita ini bermula ketika Siti Masyitoh yang sedang menyisir rambut putrinya dan tiba-tiba sisir itu terjatuh, tanpa ia sadari ia berucap Astaghfirullah. Pada saat itulah keimanannya yang selama ini disembunyikan akhirnya terbongkar.

Karena tidak ada yang mengaku, kemudian Fir’aun mengatakan bahwa Hamman sang menteri pernah berkata jika pengikut Musa semakin lama semakin bertambah. Lalu ia menyindir jika sekarang ada pelayannya yang memeluk agama yang dibawa Nabi Musa.

Setelah itu, Fir’aun memanggil Siti Masyitoh namun tak ada ketakutan sedikit pun yang ada dalam dirinya karena ia percaya bahwa Allah selalu berada di samping setiap umat. Fir’aun mulai bertanya mengenai kebenaran jika iman Siti Masyitoh memeluk agama Islam, dan ia pun membenarkannya. Fir’aun kembali mengancam jika ia masuk agama Islam berati ia dan sekeluarga akan dibunuh. Siti Masyitoh pun dengan mantap mengatakan jika lebih baik mati daripada hidup dalam kemusyrikan. Dengan sangat marah, Fir’aun memerintahkan prajuritnya untuk menyiapkan gelangga besar dengan air mendidih.

Dibawalah semua keluarga Siti Masyitoh yang diperlihatkan air mendidih di gelangga itu. Fir’aun membujuk Siti Masyitoh untuk keluar dari agama yang dibawa Nabi Musa, apakah ia tidak sayang dengan nyawanya dan keluarganya. Paling tidak memikirkan anaknya yang masih bayi. Awalnya, ia sempat bimbang karena bayinya yang masih sangat kecil. Namun, di hati kecilnya meyakinkan bahwa Allah akan selalu ada di samping umat-Nya yang taat. Kemudian, Allah menunjukkan kekuasaannya dengan mengijinkan bayi yang masih kecil itu berbicara pada ibunya. Bayi itu mengatakan bahwa sang ibu tak usah khawatir, percayalah terhadap janji Allah. Sejak saat itulah ia menjadi tegar dan yakin untuk memeluk agama Allah meskipun kepedihan dunia berada di depannya.

Allah tidak pernah ingkar dalam setiap janjinya. Saat Siti Masyitoh dan keluarganya di lemparkan ke dalam air mendidih itu, Allah pun telah mencabut nyawa mereka sehingga mereka tidak akan merasakan panasnya air itu. Inilah kekuasaan Allah yang diberikan kepada orang bertaqwa atau beriman.

Sebagai seorang muslim, kita bisa mengambil teladan Siti Masyitoh karena keteguhan hatinya dalam mengimani Allah SWT. Ia tidak takut meskipun diancam akan dimasukkan ke dalam air mendidih. Ia percaya dan yakin terhadap janji Allah pada orang yang beriman. Begitu juga dengan kita, jangan hanya kesulitan dunia kita harus mempertaruhkan keimanan kita. Padahal Allah telah menjanjikan kenikmatan bagi mereka yang beriman pada Allah.
0 Komentar untuk "Kisah Siti Masyitoh, Tukang Sisir Keluarga Fir’aun"

Back To Top