Mungkin masih banyak orang yang belum mengetahui tentang kisah ini. Padahal Islam memiliki salah satu tokoh yang pantas untuk dijadikan tauladan. Ia memiliki keberanian yang besar dalam membela agama Islam. Salahuddin Al Ayubi, pahlawan Islam pembebas Baitul Maqdis yang sangat pemberani.
Baitul Maqdis adalah salah satu kota suci yang dikuasai oleh agama Islam. Namun, pasukan salib mencoba merebutnya hingga akhirnya kota tersebut jatuh ke tangan pasukan salib. Hal ini sungguh menjadi pukulan terbesar bagi umat Islam karena sudah selama 500 tahun kota itu diduduki oleh orang Islam. Oleh karena itu, para ulama dan khalifah kemudian berkumpul untuk membahas bagaimana caranya merebut kembali kota itu.
Kisah ini bermula ketika lahirnya seorang bocah yang bernama Salahuddin Al Ayubi. Selama hidup, Salahuddin mendapat gemblengan dari ayahnya untuk urusan agama, sedangkan keprajuritan dari pamannya. Dari kecil, ia sudah terjun ke beberapa laga dan memenangkannya. Pada usia sekitar 25 tahun ia sudah dibekali pedang untuk terjun dalam peperangan demi menaklukan dinasti Fatimiyah. Setelah itu, paman Salahuddin terus memperlihatkan kemampuannya sebagai pahlawan kebanggaan, dan saat itu pula Salahuddin juga ikut melambung sebagai panglima prajurit terkenal. Semakin lama, Salahuddin terus mengukir prestasi sebagai pahlawan pembela Islam dalam menaklukan daerah-daerah lainnya dan membuatnya diangkat untuk memimpin Bani Fatimiyah.
Perebutan kota baitul Maqdis terjadi pada perang-perang salib (I, II, III, serta IV). Perang ini dikobarkan kaum Kristen untuk melawan kaum Muslimin. Peperangan ini terjadi secara bertingkat. Salahuddin mengerahkan orang-orang yang kuat dari berbagai kota untuk menjaga daerah itu agar musuh tidak dapat mendekatinya. Selain itu, ia juga menurunkan pasukan untuk mendekati daerah Suriah yang telah jatuh di tangan Eropa agar dapat direbut kembali. Dalam lima tahun masa pemerintahannya, Salahuddin dapat menaklukan beberapa kota. Namun, yang lebih penting adalah penaklukan kota Baitul Maqdis. Inilah keberhasilan pahlawan pembebas Islam.
Dalam penaklukan kota tersebut, Salahuddin berunding tentang strategi yang akan digunakan. Strategi awal yang dilakukan adalah mengajak pasukan salib untuk berdamai. Namun, pasukan salib menganggap bahwa perdamaian yang ditawarkan merupakan tanda kekalahan bagi pasukan Muslimin, bahkan mereka akan melakukan pengkhianatan terhadap Islam. Sayangnya, Salahuddin telah mengetahui gelagat pengkhianatan mereka. Dari situlah, Salahuddin mulai melakukan strategi kedua saat pasukan salib melakukan pengkhianatan.
Akhirnya benar, pasukan salib melanggar dan Salahuddin pun memberikan ancaman penuh semangat kepada mereka yang melanggar. Ancaman tersebut dilawan dengan tantangan dari pasukan salib hingga terjadi perang terbuka. Namun, sayang pada perang ini pasukan Islam mengalami kekalahan. Selang beberapa hari, terdapat salah seorang pasukan salib yang bertemu dengan saudara perempuan Salahuddin dan menjadikannya sebagai tawanan. Bahkan ia melecehkan Rasulullah untuk segera menyelamatkan pasukannya itu. Sejak saat itulah amarah Salahuddin kembali memuncak. Akhirnya perang terbuka pun terjadi. Salahuddin bertekad untuk menyelamatkan saudaranya dan merebut kembali kota Baitul Maqdis.
Atas ijin Allah, akhirnya pada peperangan kali ini, pasukan Islam lah yang menang. Bahkan mendapatkan orang yang menawan saudaranya itu. Ia dibawa tanpa adanya penyiksaan namun tetap saja ia harus dihukum mati karena telah melecehkan Rasulullah. Peperangan itu pun berakhir bahagia karena tujuan awal untuk merebut Baitul Maqdis kembali telah tercapai. Inilah kisah Salahuddin Al Ayubi yang dapat dijadikan sebagai pelajaran untuk menjadi pribadi yang berani dalam pembelaan agama. Demikian kisah Salahuddin Al Ayubi, pahlawan Islam pembebas Baitul Maqdis.
0 Komentar untuk "Salahuddin Al Ayyubi, Pahlawan Islam Pembebas Baitul Maqdis"