Misteri kenapa manusia menguap apabila mengantuk semakin membuat penasaran. Terlebih karena banyak yang meyakini bahwa menguap dapat pula menular. Benar sekali. Menguap memang bisa menular. Menguap sendiri bisa saja terjadi kapan saja. Jadi tidak hanya saat seseorang mengantuk atau sesudah bangun tidur saja. Seringkali hanya karena melihat seseorang sedang menguap, tanpa disadari diri sendiri juga ikut menguap. Bahkan cukup dengan membaca ulasan tentang menguap bisa juga membuat ikut-ikutan menguap. Mengapa bisa demikian?
Menguap sudah terbukti bisa menular. Untuk membuktikannya bahkan pernah dilakukan penelitian khusus. Dari hasil penelitian didapati saat video orang yang menguap ditunjukkan pada sejumlah partisipan, kurang lebih 50% partisipan ikut menguap. Hal ini juga terjadi pada hewan seperti monyet dan anjing. Uniknya seekor anjing bisa juga ikut menguap saat melihat majikannya menguap. Selanjutnya ada pula teori yang menyebutkan bahwa efek menular dari menguap bisa lebih hebat jika hubungan dekat. Maksudnya semakin dekat hubungan antara 2 orang atau lebih, maka saat salah satunya menguap orang yang lain kemungkinan ikut menguap akan semakin tinggi. Hal ini dimungkinkan karena rasa empati yang lebih diantara keduanya.
Menguap yang menular ini bukan suatu reaksi yang mengejutkan. Reaksi menguap kurang lebih mirip dengan tertawa. Saat melihat seseorang tertawa, diri sendiri juga bisa ikut tertawa. Penjelasannya yaitu karena menguap atau tertawa membentuk satu fenomena sosial yang unik daripada fenomena psikologi. Inilah penjelasan singkat mengapa menguap bisa menular kepada orang lain. Namun, teori ini masih berupa asumsi belaka yang belum dapat disertai bukti jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.
Mitos Menguap
Menguap dapat diartikan sebagai suatu tindakan refleks berupa kegiatan merenggangkan rahang dengan membuka lebar mulut sembari menarik napas dalam lalu menghembuskan napas pendek. Seperti yang sudah disebut di atas, menguap bisa terjadi kapan saja. Menguap sendiri sering dikaitkan dengan kebosanan, kelelahan, kurangnya stimulasi, dan stress. Namun, menguap lebih sering terjadi saat seseorang mengantuk. Tidak heran bila melihat seseorang menguap biasanya langsung menduga orang tersebut tengah mengantuk. Lalu kenapa manusia mesti menguap bila mengantuk?
Sampai saat ini ada sejumlah teori yang mencoba menjawab misteri kenapa manusia menguap apabila mengantuk. Adapun salah satu teori yang cukup logis yaitu menguap saat mengantuk terjadi karena adanya kekurangan oksigen. Dengan menguap oksigen yang masuk dapat dioptimalkan sehingga membuat seseorang lebih sadar. Selain itu ada pula teori yang menjelaskan menguap terjadi karena tubuh berupaya menjaga paru-paru tetap sehat. Suatu teori yang cukup masuk akal bukan. Akan tetapi, kedua teori tersebut hanyalah mitos saja.
Adapun satu teori yang dianggap paling masuk akal dan dirasa cukup dapat menjelaskan mengapa manusia menguap saat mengantuk yaitu karena menguap berperan sebagai pendingin. Asumsi ini didasarkan dari percobaan kompres dingin dan kompres panas yang pernah dilakukan. Percobaan kompres dingin dan kompres panas ini dilakukan dengan meletakkan kompres dingin dan panas bergantian di kepala. Saat kompres dingin diletakkan di kepala didapati subyek penelitian menguap 9% kali. Sedangkan saat kompres panas diletakkan di kepala didapati subyek penelitian menguap 41% kali.
Dari percobaan di atas didapati bahwa organ otak manusia cenderung lebih cepat panas daripada organ tubuh yang lain. Menguap menjadi upaya untuk mendinginkan tubuh dengan cara memasukkan udara. Secara alami udara dingin yang masuk itu pun akan bergantian dengan udara yang panas dari dalam tubuh. Asumsi ini pun perlahan mulai didukung oleh penelitian lain yang salah satunya study yang dilakukan oleh Andrew Gallup.
Kenapa Manusia Menguap Saat Mengantuk?
Dari hasil sebuah study yang dilakukan Andrew Gallup bersama timnya diketahui menguap dilakukan guna mengontrol suhu otak. Pasalnya peregangan pada area rahang dapat meningkatkan aliran darah di wajah, leher, dan kepala. Secara garis besar proses ini mirip dengan kinerja radiator dimana darah dari otak yang cukup panas dilepaskan lalu memasukkan darah yang berasal dari kaki, tangan, dan paru-paru yang cenderung bersuhu lebih dingin. Tarikan napas dalam saat menguap menyebabkan cairan darah dari otak dan cairan pada tulang belakang mengalir menuju bawah. Adapun udara sejuk yang masuk saat terjadinya proses menguap membantu mendinginkan cairan tersebut.
Penjelasan di atas juga berlaku bagi para pecinta kumpulan misteri yang tengah mengalami kurang tidur atau kelelahan. Saat kurang tidur dan kelelahan biasanya lebih sering menguap. Hal ini karena kurang tidur dan kelelahan juga memicu kenaikan suhu pada organ otak sehingga terjadi refleks menguap beberapa kali dengan tujuan mendinginkan suhu otak yang tinggi. Dengan demikian hasil study Andrew Galluo dan timnya itu pun dapat menjawab misteri kenapa manusia menguap apabila mengantuk.
0 Komentar untuk "Misteri Kenapa Manusia Menguap Apabila Mengantuk"