Mengubur ari-ari bayi dan mitos yang menyelimutinya sangat melekat pada masyarakat Jawa. Kehidupan manusia memang dipenuhi dengan mitos. Mitos tersebut sangat kental sekali dan sampai saat ini masih dilakukan oleh banyak masyarakat jawa pada umumnya. Masyarakat jawa banyak yang masih kejawen, kejawen ini maksudnya adalah masih percaya dengan mitos dan kebudayaan yang dianut oleh leluhur dari sejak zaman dahulu kala. Kebiasaan yang masih dilakukan sampai sekarang adalah mengubur ari-ari bayi.
Ritual Mengubur Ari-Ari Bayi
Mengubur ari-ari bayi dan mitos yang menyelimutinya sangat kental bagi masyarakat Jawa. Ari-ari yang sering disebut masyarakat Jawa merupakan plasenta yang melekat pada bayi. Ari-ari bagi masyarakat Jawa dipercayai sebagai saudara muda dari bayi yang baru saja dilahirkan. Oleh sebab itu ari-ari harus mendapatkan perlakuan khusus dan spesial. Salah satu bentuk penghormatan dan penjagaan terhadap saudara bayi yang dilahirkan adalah dengan menguburkannya di tempat yang baik dan layak. Bahkan untuk menguburkannya pun tidak boleh sembarangan, sebab jika dilakukan secara sembarangan saudara bayi tersebut akan marah dan menjadi sebuah pantangan bagi bayi diantaranya adalah bayi akan sering rewel dan sering menangis hal ini dikarenakan dia diganggu oleh saudaranya yang disebut ari-ari itu.
Namun jika tatacara menanam dan mengubur ari-arinya sesuai yang dianjurkan dan penuh hormat maka bayi akan tidak mudah rewel dan dia tidak akan merepotkan orangtuanya sebab saudaranya ikut menemaninya. Cara mengubur ari-ari dengan benar adalah dengan mencuci bersih dahulu menggunakan air. Biasanya pekerjaan ini akan dilakukan oleh petugas kesehatan yang menangani persalinan misalnya saja Bidan atau juga dukun yang membantu istri persalinan. Bagi keluarga hanya tinggal menerima ari-ari yang sudah bersih. Bahkan dari waktu ke waktu penanganan ari-ari ini semakin berkembang dan semakin maju. Namun dalam dunia medis mereka hanya membersihkan ari-ari kemudian dimasukkan ke dalam kendhil dan langsung diberikan kepada keluarga tanpa melalui tahapan sosial kemasyarakatan tertentu. Bahkan peralatan yang harus menyertai seringkali tidak ikut disertakan dalam kendhil ari-ari yang akan ditanam.
Secara adat jawa hal tersebut tidaklah memenuhi syarat dikarenakan kurang lengkap. Cara mengubur ari-ari yang benar adalah kendhil yang digunakan untuk menyimpan ari-ari bisa diganti dengan batok kelapa dan juga tabonan. Jika ingin diletakkan di dalam kendhil, seharusnya kendhil diberikan alas terlebih dahulu. Alas itu berupa daun senthe yang digunakan sebagai alas tempat ari-ari. Saat kendhil di tutup diatasnya harus diberikan beberapa syarat. Barang-barang yang berguna sebagai syarat adalah sebagai berikut :
- Kembang boreh, minyak wangi, kunir yang dijadikan sebagai bekas alas untuk memotong usus, kemiri gepak jendhul dan tulisan arab dan tulisan jawa ha na ca ra ka.
- Kemiri gepak jendhul, jarum, ikan asin, kunyit, beras merah, garam dan juga kertas yang ada tulisan arabnya.
- Pensil, buku, kertas bertuliskan arab, tulisan jawa dan tulisan latin. Selain itu, jika bayi perempuan di dalam kendhil dimasukkan tanaman empon-empon. Tanaman empon-empon ini berupa temu ireng, kunir, dingo blenge, bawang putih, bawang merah, benang dan juga jarum. Jika bayinya adalah laki-laki maka dimasukkan uang logam 100 rupiah.
Mengapa Ari-Ari Bayi Harus Dikubur?
Selain mitos yang beredar tersebut ternyata ada fakta logis yang menyertai penjelasan tentang mengubur ari-ari. Ari-ari bayi merupakan bagian tubuh dari manusia hal itulah yang harus dipegang teguh oleh manusia. Bahkan banyak yang melirik ari-ari bayi untuk dijadikan kosmetik dan obat kebugaran. Jika ari-ari bayi dibuang begitu saja ke sungai ataupun ke laut tentu akan dimakan oleh ikan atau binatang buas lainnya. Apalagi jika ari-ari itu tidak dibungkus rapi dan ditanam jauh di dalam tanah. Ari-ari bayi itu akan menimbulkan bau yang tidak sedap, busuk dan yang harus dihindari adalah terjangan dari kucing dan anjing. Anjing dan kucing sangat suka sekali dengan bau daging, alasan itulah yang mengharuskan Anda untuk mengubur ari-ari bayi.
Pecinta Kumpulan Misteri, percaya atau tidak dengan mitos memang bagi Anda yang memiliki bayi yang baru lahir cara terbaik adalah menguburkan ari-arinya. Sudah disebutkan di atas mengubur bisa menjadi alternatif plihan untuk menghindari ari-ari yang bau dan membusuk, terjangan binatang liar seperti anjing dan kucing serta menghindari dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Banyak penelitian mengemukakan bahwa di dalam plasenta dan tali pusat terdapat sebuah stem cell yang bermanfaat sebagai bibit kloning paling bagus untuk membuat manusia baru. Bahkan diluar negeri seperti New York sedang banyak ngetren memakan plasenta bayi, namun di dunia timur seperti Indonesia apakah harus menerapkan tren seperti itu pula?. Itulah artikel tentang pemikiran logis, megubur ari-ari bayi dan mitos yang menyelimutinya.
1 Komentar untuk "Mengubur Ari-Ari Bayi dan Mitos yang Menyelimutinya"
Ngeri..masak ari2 dimakan..biar awet muda x ya...ada2 aj..