Pernahkah terbesit dalam benak Anda bahwa ternyata kebiasaan menggigit kuku dapat menurunkan IQ? Hal ini terutama sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Memiliki anak merupakan anugerah terindah bagi seluruh anggota keluarga, khususnya bagi sepasang suami istri yang sudah mendambakan kehadiran seorang anak ditengah-tengah keluarga mereka. Namun semakin besar seorang anak, makin semakin besar pula tanggung jawab orang tua untuk membesarkan anak tersebut agar menjadi anak yang berguna bagi nusa dan bangsa. Sebelum melangkah lebih jauh tentang bagaimana mengasuh anak yang baik, pecinta kumpulan misteri mungkin baru mendengar kabar yang mengatakan bahwa menggigit kuku bisa menurunkan tingkat IQ anak. Mengapa bisa begitu?
Kebiasaan mengigit kuku yang buruk
Banyak anak kecil yang setidaknya pernah melakukan kebiasaan menggigit benda-benda untuk dimasukkan kedalam mulutnya seperti pensil, pulpen, mainan, dan sebagainya. Ketika sang anak beranjak besar, mulailah kebiasaan menggigit tersebut berkurang atau malah bisa berganti menjadi kebiasaan menggigit kuku. Kebiasaan untuk menggigit kuku ini biasanya dilakukan ketika seseorang sedang merasa stress, senang, bosan, atau yang lebih parah lagi karena sedang tidak ada kegiatan saja. Kebiasaan mengigit kuku merupakan salah satu kebiasaan yang dilakukan secara tidak sadar yang juga bisa termasuk kedalam perilaku yang menimbulkan kecemasan. Kebiasaan menggigit kuku bisa jadi merupakan kebiasaan yang sifatnya turun-temurun dari anggota keluarga. Selain mengigit kuku, kebiasaan lain yang juga bisa diturunkan adalah kebiasaan untuk menggaruk hidung, memainkan rambut, atau menggertakkan gigi. Pelaku yang biasa melakukan kegiatan tersebut adalah anak-anak dan remaja.
Hubungan antara kandungan timah dengan kebiasaan mengigit kuku
Pendapat mengenai kebiasaan menggigit kuku dapat menurunkan IQ muncul ketika ada sebuah penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ilmuwan Rusia yang menyoroti kebiasaan menggigit kuku yang bisa mengganggu intelegensi seorang anak. Pada umumnya, anak-anak suka bermain dan tempat yang digunakan untuk bermain bisa dimana saja, baik itu didalam maupun diluar rumah. Karena tempat bermain yang tidak terbatas seperti itulah, maka anak juga bisa memiliki risiko untuk keracunan timah karena timah adalah salah satu logam yang bisa menumpuk dengan mudah dibawah kuku. Kemungkinan untuk keracunan ini bisa diperparah oleh anak yang memiliki kebiasaan untuk menggigit kukunya, apalgi jika anak memiliki kebiasaan untuk menggigit kukunya sampai ke bagian kutikula karena bisa menyebabkan infeksi dan luka. Belum lagi tampilan kuku yang tidak cantik karena kukunya sudah habis dikuliti, lalu sebenarnya apa keuntungan yang didapatkan dari mengigit kuku ini?
Satu hal yang perlu Anda garis bawahi adalah paparan timah yang menumpuk didalam kuku itu bisa semakin parah oleh kebiasaan anak yang suka mengigit kuku. Timah-timah tersebut bisa masuk kedalam tubuh anak dan secara tidak langsung akan memengaruhi tumbuh kembang anak, dan memicu adanya kerusakan sistem pada saraf anak. Timah ini bisa dengan mudah ditemukan pada debu dan tanah; dua benda yang sangat akrab digunakan oleh anak sebagai media untuk bermain. Tidak hanya itu, kandungan timah juga terdapat pada buah-buahan dan sayuran. Hal ini terjadi apabila buah-buahan dan sayuran tersebut tidak dicuci dengan baik dan benar.
Kandungan timah berada dimana-mana. Jika Anda ingin mengetahui seberapa tinggi atau rendahnya kandungan timah yang berada didalam tubuh Anda, maka Anda bisa melihatnya dengan cara memerhatikan letak rumah. Jika rumah Anda terletak di pinggir jalan yang berdebu, maka kemungkinan anak untuk terpapar kandungan timah akan jauh lebih tinggi. Belum lagi jika anak sering bermain dengan benda-benda yang memiliki kandungan cat yang cukup banyak.
Mengapa anak suka menggigit kuku?
Beberapa anak mengaku suka menggigit kuku karena beberapa alasan seperti adanya rasa ingin tahu bagaimana rasanya menggigit kuku itu, atau bisa juga karena faktor lain seperti mengatasi kebosanan ketika tidak ada aktivitas, timbulnya rasa cemas, dan untuk menutupi rasa takut akan suatu hal. Kebiasaan untuk menggigit kuku juga disebut dengan nervous habit. Nervous habit adalah sebuah kebiasaan yang muncul akibat adanya perasaan cemas atau gelisah. Kebiasaan ini tentunya tidak baik dan harus segera diatasi, karena kalau tidak diatasi maka kebiasaan menggigit kuku ini akan berlangsung sampai anak tumbuh dewasa.
Kebiasaan ini akan berhenti dengan sendirinya hanya jika beberapa syarat terpenuhi seperti ketika kebiasaan ini tidak dilakukan secara berlebihan, tidak melukai diri sendiri, dilakukan secara tidak sadar, atau melakukan kebiasaan tersebut sebagai bentuk respon terhadap hal tertentu. Namun jika kebiasaan ini tetap berlangsung dalam waktu lama dan sering dilakukan, ada solusi untuk mengatasinya. Anda bisa bertanya pada anak apakah ada sesuatu yang membuatnya sering merasa cemas, gelisah atau takut. Apabila Anda sudah mengetahui masalahnya, bantulah anak untuk menghentikan kebiasaan menggigit kuku tersebut dab bantulah dia untuk mengungkapkan kekhawatirannya agar kebiasaan menggigit kuku tersebut tidak dilakukan lagi di kemudian hari. Buatlah anak menjadi lebih rileks dan tenang dalam menghadapi masalahnya sehingga kebiasaan menggigit kuku dapat menurunkan IQ tidak akan terjadi.
Tag :
Pengetahuan
0 Komentar untuk "Kebiasaan Menggigit Kuku Dapat Menurunkan IQ"