Kisah Perjalanan Para Peminang Bidadari


Kisah ini bermula dari orang yang bernama Abu Abdullah. Ia adalah seorang penghafal Al-Qur’an. Ia dikenal sebagai orang yang memiliki wibawa, hati yang tenang dan akhlak yang mulia. Apabila kita lihat wajahnya maka akan terpancarkan cahaya keimanan pada Allah. Ia termasuk orang yang ikut dalam jihad melawan Komunis dan Rusia. Ia ikut berjihad bersama kakaknya dan kakaknya terbunuh sebagai syuhada’.

Kisah Perjalanan Para Peminang Bidadari

Sudah keinginan setiap laki-laki ingin menikahi sosok wanita yang memiliki sifat layaknya bidadari. Bukan hanya dari fisiknya yang cantik dan manis tetapi dari kepribadiannya yang lemah lembut dan penuh kasih sayang. Oleh karena itu, kisah mengenai perjalanan peminang ini akan memberikan pelajaran berharga.

Awalnya, ia sering merayu-rayu ibunya agar diizinkan untuk pergi ke Bosnia namun tetap saja ibunya tak mengizinkan. Akhirnya ia meminang seorang wanita dari keluarga baik-baik, ia memberikan tenggang waktu agar terlaksanaya akad nikah, tapi hal itu tidak terjadi karena Allah menakdirkannya menikah dengan Hurun ‘Iin.

Semakin lama, ia tidak ingin ketinggalan ikut serta dalam jihad hingga akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke Bosnia. Ia tinggal di hotel daerah situ dan saat berada di sana terjadi peristiwa luar biasa dimana ia bertemu dengan wanita cantik.

Wanita itu adalah salah satu pekerja di hotel yang ia tinggali bersama temannya itu. Selama tiga hari Allah selalu menjaga pemuda itu agar tidak terjerumus dalam godaan wanita itu. Pada akhirnya, wanita itu datang dan memamerkan tubuhnya di ruang tunggu, ia berniat merayu sang pemuda namun pemuda itu langsung pergi meninggalkan wanita cantik itu.

Beberapa hari berikutnya, ia pergi ke Bosnia dan betapa senangnya tiba sesampainya di daerah itu. Ia merasakan jika sedang berada di negara jihad dimana ia bisa mendapatkan pahala jihad yang luar biasa.

Ia pun langsung menuju sebuah desa kecil untuk tinggal bersama kaum mujahidin semua.di desa itu terdapat sejumlah masjid dan desa berbedakan dengan Serbia.

Dari desa itulah, ia mulai melakukan berbagai kegiatan untuk dilakukan. Ia mengajarkan surah al-Fatihah dan sholat kepada anak-anak dan orang dewasa sekitar. Bahasa yang berbeda tidak menghalanginya untuk tetap berdakwah menyebarkan ajaran Islam, meskipun harus menggunakan bahasa Isyarat. Rasa ikhlas dan semangat yang tinggi inilah yang membuat masyarakat desa kemudian mencintai kedatangannya.

Kegiatan ini terus dilakukan hingga masuk bulan Ramadhan. Kemudian datanglah kaum yang selalu menyerang kaum muslimin maka ia dan kawan-kawannya pun segera mempersiapkan diri untuk menghadapi peperangan tersebut. Jalan para peminang bidadari ini akan dimudahkan oleh Allah.

Mereka pun mengadakan strategi khusus dalam peperangan ini agar dapat membawa kemenangan bagi kaum muslim. Pada suatu waktu maka pecahlah peristiwa perang itu. Korban pun mulai berjatuhan, ia dapat melumpuhkan dua orang lawan. Namun ia juga kehilangan kedua sahabatnya dalam peperangan itu. Tapi peperangan masih saja berlanjut dan korban dari kaum muslimin tidak dapat diselamatkan karena posisinya lebih dekat dengan Serbia. Ketika kaum Serbia hendak mengambil korban-korban itu, kemudian salah seorang kaum muslim yang terluka berdoa kepada Allah agar menurunkan kabut hitam yang menghalangi atau bahkan mengusir mereka agar tidak dapat mengambil korban-korban dari kaum muslim.

Kemudian, dilihatlah korban-korban itu dan didapatkan Abu Abdullah wafat dalam peperangan itu. Ia wafat dengan keadaan tersenyum dan mengeluarkan bau harum saat dimakamkan. Pahala jihad inilah yang akan mendapatkan bidadari cantik di surga kelak. Demikian kisah perjalanan para peminang bidadari.
0 Komentar untuk "Kisah Perjalanan Para Peminang Bidadari"

Back To Top