Usia Empat Tahun, Dada Rasul Dibelah Oleh Malaikat Jibril


Rasul adalah utusan Allah di dunia karena beliau memiliki akhlak yang sangat terpuji. Bahkan beliau dijamin akan masuk surga. Meskipun demikian, beliau tetap berperilaku baik pada setiap orang yang baik atau bahkan membencinya. Perilaku terpuji ini seharusnya dijadikan sebagai contoh bagi umat muslim.

Usia Empat Tahun, Dada Rasul Dibelah Oleh Malaikat Jibril

Pada zaman terdahulu, pemuka Arab memiliki kebiasaan yakni jika mereka memiliki bayi maka bayi yang baru lahir itu akan dititipkan pada kaum ibu di pedesaan. Tujuannya adalah agar bayi itu dapat menghirup udara bersih dan segar, serta agar kondisi ibunya tetap sehat.

Setelah Nabi Muhammad dilahirkan, beliau disusui oleh ibunya beberapa hari saja. Abu Muthalib memberikan Nabi pada Halimah setelah tiga hari agar disusui olehnya.

Sejak kecil, Nabi sudah memiliki keistimewaan yakni badan yang cepat besar, usia 5 tahun bisa berjalan, dan usia 9 bulan bisa berbicara dengan lancar. Saat Nabi berusia 2 tahun, beliau telah biasa menggembala kambing dan terpancar cahaya di wajahnya.

Nabi diasuh oleh Halimah selama 6 tahun. Saat usia 4 tahun, beliau didekati malaikat Jibril. Malaikat itu kemudian menelentangkan Nabi dan membelah dadanya, mengeluarkan hatinya, dan segumpal darah di dadanya. Kemudian, Jibril mencucinya dan menatanya kembali pada tempat yang sesuai hingga membuat Nabi tetap dalam kondisi bugar. Peristiwa pembelahan dada nabi Muhammad disebut dalam dalil.

Peristiwa pembelahan dada Nabi ini membuat Halimah khawatir hingga mengembalikan Nabi pada ibunya. Saat usia 6 tahun, Nabi diajak sang ibu untuk berziarah ke makam ayahnya dengan perjalanan 500 km menuju Yatsrib. Dalam perjalanan pulang ke Makkah, ibunya sakit dan akhitnya wafat di Abwa yang terletak di antara Madinah dan Makkah. Inilah pembelahan dada Nabi Muhammad oleh malaikat.

Nabi kemudian ditemani ummu Aiman menuju Makkah dan ia mengantarkan Nabi ke rumah kakeknya, yakni Abdul Muthalib. Semenjak Nabi tidak memiliki ayah dan ibu, kakeknya sangat menyayangi beliau. Pada usia 8 tahun 2 bulan 10 hari, kakeknya wafat dan membuat Nabi harus diasuh oleh pamannya bernama Abu Thalib.

Pamannya ini mengasuh beliau hingga usia lebih dari 40 tahun. Ketika Nabi berusia 12 tahun, beliau diajak oleh Abu Thalib berdagang ke negeri Syam. Dalam tengah perjalanan, mereka bertemu dengan pendeta Bahira. Pendeta itu menasehati agar Abu Thalib membawa Nabi kembali ke Makkah demi keselamatan beliau.

Saat Nabi berusia 15 tahun, terjadilah perang Fijar antara Qais Ailan dan kabilah Quraisy bersama Kinanah. Nabi ikut dalam perang ini, beliau mengumpulan anak panah untuk diberikan kepada pamannya agar dilemparkan pada para musuh.

Selama remajanya, beliau sudah terbiasa dalam menggembala kambing. Saat berusia 25 tahun, beliau menjalankan barang dagangan milik Khadijah menuju Syam. Nabi yakin untuk berdagang dan beliau ditemani oleh Maisyarah. Dalam berdagang, Nabi sangat amanah dan jujur hingga mendatangkan banyak keuntungan baginya. Kebugaran dalam berdagang dan membela agama ini karena Nabi Muhammad dibelah dadanya oleh malaikat.

Cara berdagang Nabi ini diceritakan Maisyarah ke Khadijah. Kemudian, Khadijah tertarik dan memerintahkan Nufaisah untuk menemui Nabi agar mau menikah dengan Khadijah. Kemudian, Nabi bermusyawarah pada pamannya dan pamannya setuju. Setelah itu, menikahlah Nabi dengan Khadijah dengan mas kawin 20 ekor unta muda.
0 Komentar untuk "Usia Empat Tahun, Dada Rasul Dibelah Oleh Malaikat Jibril"

Back To Top