Dua Larangan Saat Melakukan Hubungan Suami Istri


Segala urusan kehidupan diatur dalam Islam, termasuk hubungan suami istri yang benar dan baik. Sebelum melakukan hubungan intim, hendaknya kita tahu kapan waktu yang tepat atau waktu yang tidak diperbolehkan melakukan hubungan suami istri ini.

Dua Larangan Saat Melakukan Hubungan Suami Istri

Berikut ini adalah dua larangan saat hubungan suami istri, yaitu:

1. Hubungan melalui jalan belakang
Sebuah hadits menjelaskan tata cara hubungan suami istri dalam Islam bahwa seorang laki-laki diharamkan mendatangi istrinya melalui dubur. Seorang laki-laki yang menyetubuhi istrinya melalui dubur maka sama artinya jika ia melakukan sodomi atau liwath kecil. Bagian belakang atau dubur bukanlah jalan yang semestinya digunakan untuk hubungan suami istri. Hal ini dikarenakan terdapat 4 bahaya yang akan didapatkan, yakni:

a. Mudah menyebarkan penyakit menular
Apabila dilakukan hubungan suami istri melalui jalan belakang maka akan dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, bahkan penyakit yang menular, antara lain HIV, kanker dubur, Human Papilloma Virus (HPV), hepatitis A dan C, herpes, kutil kelamin, gonorrhea, dan chlamydia.

b. Rasa tidak nyaman dan sakit pada jalan belakang
Apabila dibandingkan dengan kelamin wanita, dubur memiliki struktur yang lebih ketat. Ketika seorang pria memberikan tekanan kuat ketika berhubungan melalui jalan belakang, maka akan menimbulkan rasa sakit, nyeri, tidak nyaman, dan bahkan menyebabkan lecet sehingga membuat sakit saat buang air besar.

c. Tertular bakteri dan virus berbahaya
Karena dubur tidak memiliki pelumas sehingga dapat menyebabkan lecet pada mukosa dubur dan penis. Hal ini membuat berbagai penyakit dapat menyerang, seperti bakteri E. coli. Penularan baketeri tidak hanya sekedar yang ringan, tetapi juga parah. Seperti halnya gastroenteritis dan beberapa strain E. coli.

d. Tidak ada lubrikasi atau pelumas di dubur
Saat kelamin wanita merasa bergejolak maka ia dapat melubrikasi dirinya sendiri sebagai pelumas. Berbeda dengan dubur yang tidak memiliki pelumas sehingga sangat menyakitkan saat menjalani hubungan suami istri melalui jalan belakang.

2. Ketika istri sedang haid
Sebuah dalil menjelaskan bahwa haid merupakan kotoran sehingga laki-laki dianjurkan untuk menjauhkan diri dari perempuan yang sedang haid, sebelum mereka suci. Setelah mereka suci, barulah seorang laki-laki dapat menggauli istrinya kembali. Hal ini diperkuat dengan penjelasan medis yaitu ketika perempuan sedang haid berarti terjadi peluruhan lapisan dinding rahim pada bagian dalamnya atau lapisan endometrium. Lapisan tersebut mengandung asam amino dan protein. Jika tidak terjadi pembuahan maka lapisan tersebut merupakan tempat paling cocok untuk pertumbuhan penyakit dan berbagai kuman dapat masuk melalui vagina.

Selain itu, kelamin pria bisa juga sebagai pembawa kuman penyakit ke dalam. Oleh karena itu, penyakit dari darah haid dapat mengenai suami. Sedangkan, jika tetap dipaksakan, akan terjadi penetrasi sehingga perempuannya akan merasakan perih dan sakit karena terkoyak. Inilah larangan hubungan suami istri menurut Islam. Apabila hal ini terjadi, maka penyembuhannya membutuhkan waktu yang lama. Bahkan para pakar mengatakan dampak negatif yang paling berbahaya adalah kematian pada sang istri.

Berdasarkan penjelasan adab berhubungan suami istri dalam islam, kita harus tahu benar adab dalam hubungan suami istri. Hindarilah hal-hal yang tidak diperbolehkan oleh Allah, karena masih banyak hal lain yang dapat menimbulkan kenikmatan pada suami istri dan mendapatkan pahala dari Allah.
0 Komentar untuk "Dua Larangan Saat Melakukan Hubungan Suami Istri"

Back To Top