Allah tidak pernah membeda-bedakan setiap umat-Nya. Semuanya sama di hadapan Allah, kecuali amalan yang membedakan tingkat keimanannya. Untuk itu, kita diperintahkan untuk tidak berputus asa dan tetap berdoa. Doa adalah salah satu cara kita untuk berkomunikasi dengan Allah, selain ibadah shalat.
Sebagai manusia, pasti kita memiliki masalah, kebutuhan, dan lain hal. Dari setiap masalah hanya Allah yang dapat membantu kita menyelesaikannya dan dari setiap kebutuhan hanya Allah yang mampu memenuhinya. Oleh karena itu, Allah memerintahkan pada kita untuk senantiasa berdoa kepada Allah untuk mengungkapkan segala keinginan kita karena ampunan Allah lebih besar dari murka-Nya.
Kisah Nabi Musa AS akan mengajarkan kepada kita untuk tetap berdoa meskipun banyak dosa yang telah kita perbuat. Suatu ketika Nabi Musa pernah bertanya pada Allah SWT apabila hamba-Nya yang taat menyeru pada Allah dengan menyeru Ya Rabb bagaimana Allah akan menjawabnya.
Allah berfirman, Labbaik wahai hamba. Allah hanya berfirman satu kali untuk mereka yang taat dan menyeru pada-Nya.
Kemudian Nabi Musa kembali bertanya bagaimana jika orang yang bermaksiat dan menyeru Ya Rabb pada-Nya. Dia berfirman, labbaik wahai hamba, sebanyak tiga kali. Firman ini lebih banyak daripada firman-Nya pada orang yang taat sebelumnya.
Nabi Musa pun heran mengapa orang yang taat mendapatkan jawaban hanya sekali dan orang yang bermaksiat justru mendapatkan jawaban sebanyak tiga kali. Dia bertanya alasannya.
Allah berfirman bahwa orang yang taat menyeru pada-Nya karena amalnya, sementara orang yang bermaksiat menyeru-Nya karena ia mengharapkan rahmat-Nya. Bukankah seharusnya seruan itu lebih banyak untuk orang yang taat.
Allah selalu membukakan pintu taubat dan mengampuni dosa hamba-Nya jika mau memohon ampun dengan sepenuh hati dan sungguh-sungguh. Percayalah bahwa ampunan Allah lebih besar dari murka-Nya sehingga kita bisa segera memohon ampun dengan berdoa pada-Nya.
Kisah ini dapat kita jadikan sebagai renungan untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi. Allah telah menyediakan segala yang kita perlukan, segala yang kita inginkan, bahkan Allah telah memberikan kita kehidupan yang begitu indah ini. Lantas, apa hak kita berlaku sombong pada-Nya dan enggan untuk memohon ampun pada-Nya. Betapa buruknya orang yang berpaling dari Allah karena Dialah kita dapat hidup hingga sekarang ini sehingga kita harus selalu mendekatkan diri pada-Nya.
Rahmat Allah lebih besar dari murka-Nya sehingga pintu ampunan-Nya selalu terbuka lebar bagi setiap hamba-Nya, terlebih bagi mereka yang bersungguh-sungguh ingin bertobat. Oleh sebab itu, segeralah meminta ampun pada-Nya sebelum kepedihan menimpa hidup kita.
Sebuah dalil mengatakan bahwa kita dilarang untuk berputus asa dari rahmat-Nya. Sebesar apapun dosa kita atau kesalahan kita, jika kita berniat sungguh-sungguh ingin kembali di jalan-Nya, maka kita harus optimis dan selalu mengusahakan apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki keburukan yang telah terjadi. Allah tidak tidur, Dia mengetahui apa yang terjadi, bahkan apa yang ada di dalam hati kita. Oleh karena itu, jangan pernah berputus asa untuk terus menggapai rahmat-Nya melalui doa. Setelah itu, perbaikilah perbuatan buruk itu dengan perbuatan baik di kemudian harinya. Ingatlah bahwa mulai saat itu, kamu akan menjadi hamba-Nya yang bertaqwa.
1 Komentar untuk "Rahmat Allah Kepada Orang Maksiat yang Berdoa"
Trima ksiih..