Kisah ini memanglah nyata terjadi karena Allah sendiri yang menjelaskannya melalui kitab suci Al-Qur’an dimana kita tahu bahwa apa yang ada di dalamnya merupakan suatu kebenaran mutlak dari Allah SWT. Suatu saat Nabi Musa memenuhi panggilan-Nya. Setelah menyempurnakan 40 malamnya dalam puasa dan beribadah kemudian beliau naik ke Thursina. Di gunung itulah Allah memberikan firman-Nya dan menurunkan kitab Taurat. Rasa rindu kemudian muncul dari dalam hati Nabi Musa yang ingin melihat wajah Rabbnya.
Nabi Musa mengatakan bahwa Beliau ingin melihat Allah SWT agar ia dapat memandang-Nya. Kemudian Allah menjawabnya bahwa Nabi Musa tidak akan pernah bisa melihat-Nya. Tapi Dia memerintahkannya untuk mengarahkan pandangan ke gunung Sinai. Jika Musa tetap berada di tempat itu, maka ia akan bisa melihat Allah. Allah berfirman bahwa tidak ada satupun yang mampu melihat-Nya kemudian ia bisa tetap hidup.
Nabi Musa mengatakan bahwa tak ada sesuatupun yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya mati setelah melihat Allah itu lebih disukai Musa daripada ia terus hidup tanpa bisa melihat Tuhannya. Nabi Musa terus memohon pada-Nya untuk bisa mengabulkan doanya. Bahkan ia rela mati setelah melihat-Nya.
Kemudian Allah berfirman pada Nabi Musa untuk melihat di atas puncak gunung itu dan duduk di atas batu, maka Allah akan menurunkan bala tentara-Nya untuk Nabi Musa. Para Malaikat, termasuk dari langit ketujuh turun sebagai bala tentara-Nya untuk memperlihatkan diri mereka pada Nabi Musa. Mereka datang dengan mengeraskan suara tahlil, tasbih mereka seperti suara petir yang menyambar.
Setelah itu, para malaikat penghuni langit kedua juga diperintahkan untuk turun menampakkan diri pada Musa, dengan bentuk dan warna yang bermacam-macam, mereka memiliki raut muka dan bersayap seperti singa. Mereka berlalu di hadapan Musa dengan suara tasbihnya.
Melihat dan mendengar apa yang terjadi, Nabi Musa mengungkapkan bahwa ia telah menyesal atas permintaannya itu. Kemudian pimpinan dari malaikat itu mengatakan kepada Musa untuk bersabar atas permintaannya itu karena apa yang dilihatnya saat itu adalah sebagian kecilnya saja.
Setelah itu, Allah memerintahkan malaikat dari langit ketiga juga turun. Mereka berjumlah banyak hingga tak terhitung dengan berbagai warna dan bentuk. Mereka mengeraskan suara tahlil, tasbih dengan suara yang menggelegar. Nabi Musa tambah berputus asa ketika nabi Musa ingin melihat Allah dan Malaikat itu mengatakan agar Musa bersabar karena ia tidak akan sanggup lagi melihatnya.
Setelah itu, para malaikat dari satu persatu langit turun menampakkan diri di hadapan Musa. Ia semakin tak kuasa hingga menangis. Ia sudah tidak memiliki keyakinan bisa selamat dari tempat itu. Ketua malaikat itu mengatakan bahwa tempat dimana ia duduk sekarang adalah tempat yang akan digunakannya untuk melihat Allah.
Kemudian turunlah malaikat Jibril, Israfil dan Mikail serta semua malaikat penghuni langit ketujuh. Mereka bertanya mengapa Musa memberanikan diri untuk melihat Allah. Ketika malaikat itu diciptakan pun, mereka tidak berani mengangkat pandangannya ke arah Al Arsy.
Musa menjawab bahwa ia hanya ingin mengetahui keagungan wajah Allah yang selama ini belum pernah dilihatnya. Setelah itu Allah berfirman bahwa Dia akan menampakkan diri. Semua langit dan bumi, mega, surga, neraka dan seluruhnya bergetar. Semua itu langsung sujud sedangkan Musa masih memandang ke arah gunung.
Saat itulah Musa pingsan karena pancaran cahaya yang begitu mulia. Ia terjungkal dengan batu yang melindunginya agar tidak terbakar. Sungguh tidak ada yang bisa melihat Allah kecuali ia akan mati.
0 Komentar untuk "Kisah Nabi Musa Ingin Melihat Tuhan"