Surga adalah salah satu tempat dari kedua kehidupan yang hakiki di akhirat kelak. Setelah kehidupan dunia ini selesai, maka akan ada kehidupan selanjutnya yang akan berlangsung abadi. Oleh karena itu, lakukanlah amalan baik sebagai bekal menuju akhirat.
Kisah kehidupan di surga dalam Al-Quran ini bermula ketika terjadi perselisihan antara seorang anak yatim dan seorang laki-laki. Mereka mempermasalahkan pohon kurma yang hanya sebatang. Anak yatim itu mengatakan jika ia adalah pemilik pohon kurma itu. Namun, laki-laki itu juga bersikeras jika pohon kurma itu adalah haknya. Tak ada solusi yang dapat menyelesaikan masalah ini, bahkan masalah ini sampai pada Rasulullah SAW.
Nabi memerintahkan pada sang laki-laki untuk memberikan pohon itu pada anak yatim karena Allah akan memberikan pohon kurma di surga kelak. Tapi, laki-laki itu tidak menerimanya dan dia menolak untuk memberikan pohon itu pada si anak yatim.
Sepertinya, laki-laki itu lebih tertarik dengan pohon kurma yang ada di dunia. Disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa laki-laki memiliki nama Abu Lubabah. Sementara anak yatim itu tidak disebutkan namanya.
Tidak lama dari peristiwa yang tidak kunjung selesai itu, kabar ini sampai pada Abu Dahdah. Beliau datang dengan gagah. Ia berniat untuk membeli pohon kurma yang menjadi sumber perselisihan itu, bahkan sampai ke kebunnya juga.
Abu Dahdah bertanya pada Rasulullah, apakah ia berhak mendapatkan kurma di surga apabila ia memberikan pohon kurma itu pada anak yatim tersebut.
Rasul menjawab bahwa ia akan mendapatkan pohon kurma di surga. Bahkan akan ada banyak pohon kurma yang bergantungan di surga hanya untuk Abu Dahdah.
Berdasarkan kisah keindahan surga menurut Islam yang singkat ini, kita sudah bisa mengetahui gambaran dua orang manusia yang berbeda. Satu kelompok lebih mengutamakan urusan dunia, sedangkan satu kelompok lain lebih mengutamakan akhirat, termasuk surga yang ditawarkan padanya. Oleh karena itu, sebesar apa pun nikmat yang digambarkan oleh Nabi pada kelompok orang yang pertama, maka mereka tidak akan tertarik dan lebih mempertahankan apa yang dimilikinya di dunia.
Sementara pada kelompok kedua, mereka memiliki keyakinan pada Allah dan sangatlah yakin pada janji yang diberikan oleh Allah seperti yang telah disampaikan oleh Rasulullah. Mereka yakin terhadap janji Allah dan mengeluarkan semua kemampuan dan apa yang dimilikinya untuk mendapatkan surga, baik dengan amal, harta, ataupun nyawa yang hanya satu-satunya.
Kisah ini akan selalu abadi. Pada suatu hari Abu Dahdah telah wafat sejak seribu empat ratusan tahun silam. Namun, kisah ini tetap menjadi inspirasi oleh banyak orang hingga sekarang bahkan sampai hari akhir nanti. Apabila kita memahami kisah ini dengan baik maka kita akan mengambil banyak pelajaran.
Berdasarkan penjelasan tadi, semoga kita masuk ke dalam golongan yang kedua dimana tujuan hidup kita adalah Allah sehingga tidak ada yang penting lagi kecuali Allah SWT. Kenikmatan yang besar di dalam surga adalah arah kita menentukan perilaku. Ingatlah bahwa setiap perilaku yang kita lakukan akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam bertindak karena perbuatan dosa akan mengantarkan kita pada neraka dan perbuatan baik akan mengantarkan kita menuju surga.
Tag :
Dunia Muslim,
Kisah Inspiratif
1 Komentar untuk "Kisah Orang yang Menolak Pohon Kurma di Surga"
Subhanallah, kisah yg Inspiratif