Pernikahan merupakan suatu bentuk bersatunya dua orang dengan segala perbedaannya. Pernikahan akan membuat hidup penuh dengan berkah dan rasa cinta. Hal ini berbeda dengan keadaannya pada masa jahiliyah. Pada masa itu, berbagai gaya hidup bercampur baur antara wanita dan laki-laki. Pernikahan yang dilakukan oleh masyarakat Arab pada zaman Jahiliyah itu pun sangat tidak beradab.
Mengetahui 4 macam pernikahan di masa Jahiliyah akan memberikan pengetahuan bagi kita bagaimana gambaran orang-orang terdahulu. Meskipun pernikahan masih terjadi hingga sekarang, tapi terdapat beberapa perbedaan pernikahan sekarang dan pernikahan di zaman Jahiliyah meskipun masih ada beberapa praktiknya hingga sekarang.
Berikut ini adalah 4 macam pernikahan di zaman jahiliyah:
Pernikahan yang pertama adalah pernikahan yang terjadi di zaman sekarang dimana seorang laki-laki akan mendatangi laki-laki lainnya untuk melamar anak perempuannya atau wanita di bawah perwaliannya, kemudian menentukan mahar nikah dan barulah dinikahkan.
Seorang laki-laki mengatakan pada istrinya saat ia sudah suci dari menstruasi untuk pergi ke seseorang dan bersenggama dengannya. Setelah itu, laki-laki itu meninggalkan sang istri, bahkan ia tidak menyentuh istrinya selamanya sampai terlihat tanda kehamilannya dari laki-laki itu. Apabila terlihat tanda-tanda itu, maka ia akan menggaulinya. Hal ini dilakukan hanyalah untuk mendapatkan anak yang pandai. Pernikahan ini disebut dengan istibdha’.
Sekumpulan orang dengan jumlah tidak lebih dari sepuluh beerkumpul dan mendatangi seorang wanita. Masing-masing dari laki-laki itu kemudian menggaulinya. Apabila wanita itu hamil dan melahirkan, maka beberapa setelah itu ia akan mendatangi sekelompok laki-laki yang telah menggaulinya. Tak seorang pun yang bisa mengelak untuk berkumpul dan kemudian wanita itu mengatakan bahwa laki-laki itu mengetahui segala yang telah diperbuatnya dan si wanita sudah melahirkan. Wanita itu kemudian menunjuk salah satu nama laki-laki yang disenanginya, maka sejak itulah sang anak dinasabkan pada laki-laki itu.
Banyak laki-laki menghampiri seorang wanita tapi wanita itu tidak menolak satu orang laki-laki pun untuk mendatanginya. Wanita ini adalah para pelacur. Di depan pintu-pintu mereka berikan suatu simbol yang menunjukkan bahwa mereka adalah pelacur. Siapa saja yang mengehndaki dirinya, maka siapa pun bisa masuk. Apabila wanita ini hamil dan melahirkan, maka laki-laki yang pernah menggaulinya ini berkumpul dan mengundang ahli pelacak atau Al-Qafah. Ahli itulah yang menentukan nasab sang anak pada siapa anak itu memiliki kecocokkan atau kemiripan dengan laki-laki itu. Dalam masalah ini, laki-laki yang ditunjuk oleh ahli pelacak itu tidak dapat mengelak.
Berdasarkan keempat macam pernikahan di masa Jahiliyah ini, kita tahu bagaimana gambaran dari kondisi sosial orang-orang arab Jahiliyah dulu. Pada saat itu, wanita seolah-olah hanya memiliki tempat yang paling rendah. Mereka rela diperlakukan sangat hina, bahkan seperti binatang yang dapat ditiduri oleh siapa saja yang ingin.
Apabila hal ini terus terjadi hingga sekarang, maka masih ada keturunan dari orang-orang Jahilizah terdahulu. Mereka masih saja melanjutkan tradisi yang melanggar agama. Meskipun Rasulullah telah datang dan memberikan pencerahan dalam masa itu, tapi tak sedikit orang yang masih melakukannya di zaman sekarang.
Sebagai seorang muslim, hendaknya kita tahu hukum nikah menurut Islam. Pernikahan adalah suatu hal yang sakral sehingga kita tidak boleh mempermainkannya. Pada pernikahan itu, kita tidak hanya berjanji satu sama lain, tetapi kita juga telah berjanji pada Allah SWT. Oleh karena itu, kita harus menjaga pernikahan dengan keimanan dan ketaqwaan.
2 Komentar untuk "4 Macam Pernikahan di Masa Jahiliyah"
Muhammad lahir pada masa jahiliyah bukan? Artinya dia lahir dari salah satu proses pernikahan macam ini donk
Muhammad SAW adalah manusia terpilih itu artinya beliau lahir dari orang2 pilihan ;) thanks