Kisah Tiga Musafir, Mimpi dan Sepotong Roti


Bagi seorang hamba Allah, sudah seharusnya kita terus belajar mengenai ajaran kita agar tidak salah jalan. Terlebih, Islam adalah agama yang memiliki banyak kisah dan sejarah yang bisa dipelajari sehingga akan memberikan hikmah dalam hidup kita sebagai manusia yang lebih baik lagi.

Kisah Tiga Musafir, Mimpi dan Sepotong Roti

Kisah ini bermula saat ketiga orang musafir saling bersahabat dalam suatu perjalanan yang melelahkan karena begitu jauhnya. Mereka berduka dan bergembira bersama dalam mengumpulkan tenaga dan kekuatan bersama.

Setelah berhari-hari, mereka sadar bahwa hanya sepotong roti dan seteguk air di dalam kendi yang masih mereka miliki. Hal ini membuat mereka bertengkar dalam memperebutkan sisa makanan dan minuman bekal itu. Mereka semua merasa berhak untuk memilikinya. Dalam peertengkaran itu tidak didapat suatu hasil persetujuan. Akhirnya mereka memutuskan untuk membagi makanan dan minuman yang masih tersisa menjadi tiga bagian. Tapi, tetap saja mereka tidak sepakat.

Hingga malam pun tiba. Salah satu dari mereka menyarankan untuk tidur terlebih dahulu. Orang yang mendapatkan mimpi paling menakjubkan pada malam itu adalah orang yang bisa menentukan apa yang harus dilakukan. Pada keesokan harinya, ketiga musafir ini bangun saat matahari terbit.

Orang pertama kemudian menceritakan bagaimana mimpinya. Dalam mimpinya, ia berada di tempat-tempat yang tidak dapat dijelaskan, tapi tempat itu begitu tenang dan indah. Ia berjumpa dengan orang bijaksana dan orang itu mengatakan sesuatu padanya. orang itu berkata jika ia berhak makan makanan itu karena kehidupan masa lalu dan masa depan begitu berharga dan pantas mendapatkan pujian.

Musafir kedua berkata jika mimpi musafir pertama aneh. Kemudian ia mulai menjelaskan mimpinya. Ia mengatakan jika di dalam mimpi, ia dapat melihat masa lalu dan masa depan. Pada masa depan, ia melihat seorang lelaki maha tahu berkata bahwa ia berhak makan makanan itu lebih dari teman-temannya karena ia lebih sabar dan berpengetahuan. Ia harus cukup makan karena ia ditakdirkan menjadi penuntun manusia.

Kemudian, musafir ketiga mengatakan bahwa semalam ia tidak memimpikan apapun. Ia merasakan suatu dorongan untuk bangun dan mencari roti beserta minumnya, lalu ia memakan semua itu.

Sebelum kita mengkaji kisah ini, perlu bagi kita untuk mengetahui hikmah dari kisah ini. Diketahui jika kisah ini adalah hasil dari Syah Mohammad Gwath Syatari. Ia adalah guru yang melahirkan lebih dari empat belas umat dan sangat dihargai oleh Humayan. Meskipun demikian, beberapa orang menganggap jika tulisannya telah menyalahi aturan suci sehingga banyak orang yang menuntutnya untuk dihukum. Namun, akhirnya ia dibebaskan dari tuduhan murtad sebab apa yang dikatakan dan ada di dalam pikirannya tidak dapat dipahami dengan ukuran pengetahuan, karena begitu istimewanya.

Terlepas dari semua itu, dari kisah yang ada kita bisa mengambil hikmah di dalamnya. Pengetahuan ini sangatlah penting dalam melanjutkan kehidupan. Di kisah itu diceritakan jika salah seorangnya sangat cerdik dalam memenuhi kebutuhannya. Namun, yang perlu kita ketahui, dalam memenuhi kebutuhan itu, kita tidak harus membohongi atau menipu orang lain. Setiap orang memiliki rezeki masing-masing dan tidak akan tertukar dengan orang lain sehingga kita tidak harus takut kekurangan rezeki seperti kisah tiga musafir, mimpi dan sepotong roti.
1 Komentar untuk "Kisah Tiga Musafir, Mimpi dan Sepotong Roti"

Back To Top