Dalam cerita Nabi Luth dan kaum Sodom, telah diceritakan bahwa kaum Sodom adalah kaum pertama di muka bumi yang mempelopori hubungan sesama jenis. Mereka gemar melakukan kekejian ini. Yang lelaki melakukan perbuatan homosek*ual dan para wanitanya lesbian. Usaha Nabi Luth berdakwah untuk membawa kaumnya kembali menuju kebenaran teramat sulit. Pada akhirnya beliau menyerah, dan azab yang ditimpakan pada kaum gay di masa Nabi Luth sangatlah pedih. Bagaimana penjelasan mengenai kisah ini selengkapnya? Simak ceritanya.
Azab bagi Kaum Gay di Kota Sodom
Kisah Nabi Luth bermula ketika beliau menetap di kota Sodom, Palestina. Nabi Luth adalah nabi ke-7 dalam urutan 25 Nabi istimewa dalam ajaran Islam. Nabi Luth hidup sekitar tahun 1900 SM dan juga merupakan keponakan Nabi Ibrahim AS yang terkenal.
Kota Sodom kala itu merupakan kota yang ditakuti karena perangai masyarakatnya yang buruk. Selain gemar berhubungan sesama jenis, mereka juga gemar melakukan berbagai tindak kejahatan seperti mencuri, merampas, menganiaya, dan tak segan memperlakukan para pendatang dengan keji. Apabila ada pendatang lelaki berparas tampan, akan menjadi rebutan dan bahan kekejian para pria homosek*ual. Dan bila pendatang tersebut wanita cantik, akan menjadi mangsa juga dari pihak wanita Sodom yang lesbian.
Ditengah kehancuran moral dan tatanan hidup yang tak beraturan itulah kisah Nabi Luth dan kaum Sodom bermula. Tuhan mengutus Nabi Luth sebagai pembawa kebenaran untuk kaum Sodom. Tak jemu beliau berdakwah dan menyeru kaumnya untuk bertobat dan beriman kepada Allah SWT. Tak lelah beliau berusaha agar kaumnya meninggalkan kebiasaan berhubungan sesama jenis dan berhenti melakukan tindak kejahatan seperti merampas, menganiaya, bahkan membunuh. Namun, apa yang didapat Nabi Luth? Kaum Sodom mengejek dan menertawakannya, menganggapnya sebagai pembawa kabar bohong dan menutup telinga mereka dari segala ajakan Nabi Luth. Mereka bahkan mengusir Nabi Luth untuk pergi dari kota Sodom dan menantangnya untuk menjatuhkan azab yang dijanjikan karena bagi mereka Nabi Luth hanyalah pembual yang menentang cara hidup mereka.
Setelah sekian lama berusaha, pada akhirnya Nabi Luth menyerah pada kekerasan hati kaum Sodom. Beliau berniat mengakhiri dakwahnya dan berdoa memohon kepada Tuhan agar segera menjatuhkan azab bagi kaum Sodom yang sesat dan menolak bertaubat. Tuhan pun mengabulkan doa Nabi Luth. Apa yang terjadi pada kaum homo di jaman Nabi Luth?
Beberapa hari kemudian, Nabi Luth kedatangan 3 pemuda asing yang sangat tampan. Mereka meminta pertolongan untuk menginap di rumah beliau. Nabi Luth pun berpikir sejenak, jika para lelaki Sodom mengetahui hal ini, tentu para pemuda tersebut akan ditangkap dan dijadikan bahan rebutan untuk memuaskan nafsu keji mereka. Pemikiran ini membuat beliau khawatir dan takut. Namun, kebaikkan Nabi akhirnya mengalahkan pikiran tersebut. Ia menerima 3 pemuda tadi di rumahnya dan menyerahkan segala perlindungan hanya kepada Allah. Tak lupa ia meminta kepada keluarganya untuk merahasiakan hal tersebut kepada para tetangga.
Namun istri Nabi Luth, seorang perempuan Sodom yang bertabiat buruk dan berpihak pada cara hidup kaumnya. Perempuan itu tidak senang dengan kedatangan para pemuda tadi dan membocorkan hal tersebut kepada para lelaki Sodom. Mereka pun berbondong-bondong mendatangi rumah Nabi Luth hendak melihat dan menangkap para pemuda yang katanya sangat tampan itu. Tak sabar mereka hendak berbuat keji kepada para tamu yang seharusnya mereka hormati. Nabi Luth yang menghadapi penyerbuan ini gentar dan khawatir, secara kasat mata, peristiwa itu tak dapat ia menangkan karena kalah kekuatan. Ia pun menyampaikan penyesalan kepada para tamunya atas kejadian tersebut dan memasrahkan segala sesuatunya kepada Allah.
Namun alangkah terkejut Nabi Luth ketika para pemuda tadi berubah wujud menjadi malaikat-malaikat yang ternyata ditugaskan Allah untuk menimpakan azab kepada kaum Sodom. Nabi Luth dan keluarga pun diminta segera pergi meninggalkan kota dan jangan menoleh ke belakang.
Ketika para lelaki Sodom mulai menyerbu, malaikat-malaikat tersebut membuat mereka buta dan saling bertubrukan satu sama lain. Langitpun bergemuruh pertanda badai akan segera datang.
Nabi Luth terus berjalan bersama keluarga untuk pergi dari Sodom. Tak berapa lama, Istri Nabi Luth yang berjalan paling belakang memutuskan untuk kembali ke Sodom karena tidak mempercayai perkataan suaminya.
Mengetahui istrinya pergi, Nabi Luth menoleh ke belakang untuk mencegah, dilihatlah olehnya azab yang pedih bagi kota Sodom dan kaum gay di dalamnya. Gempa bumi dahsyat, angin kencang dan hujan batu meluluh lantakkan kota itu beserta seluruh isinya termasuk istri Nabi Luth yang berkhianat. Tak ada satupun yang luput dan selamat, Allah telah membinasakan mereka sebagai balasan atas segala kesesatan yang diperbuat semasa hidup.
Demikian azab yang ditimpakan pada kaum gay di masa Nabi Luth. Semoga dapat menjadi pelajaran bagi kita semua untuk tidak terjerumus kedalam maksiat agar terhindar dari azab yang pedih.
0 Komentar untuk "Azab yang Ditimpakan Pada Kaum Gay Di Masa Nabi Luth"